REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Unjuk rasa di Mesir terus berlangsung. Puluhan ribu warga turun ke jalan di berbagai kota di Mesir. Polisi tampak kewalahan menghalau mereka.
Di Alexandria, seperti dilaporkan Guardian, polisi sudah menyerah melawan demonstran. Aparat tampak berdialog dengan ratusan warga. Warga terlihat memberikan minum maupun obat bagi polisi yang menghirup gas air mata.
Pada saat itu, adzan Shalat Ashar berkumandang keras di masjid-masjid. Ratusan demonstran dengan tertib menghentikan aksinya. Mereka menggelar koran atau kain apapun juga di depan masjid, bersama-sama dengan polisi mereka melaksanakan Shalat Ashar berjamaah.
Situasi di Mesir kian memanas pekan ini menyusul permintaan rakyat agar Presiden Hosni Mubarak turun tahta. Usai Shalat Jumat, (28/1), puluhan ribu orang tumpah ke jalan, berdemo menuntut Presiden Hosni Mubarak yang sudah 30 tahun memerintah untuk berhenti.
Amerika Serikat, yang tadinya sekutu Mesir di Timur Tengah, juga mulai ikut campur dalam situasi politik dalam negeri Mesir. Menlu AS, Hillary Clinton, meminta Mubarak untuk mendengarkan rakyat dan melakukan reformasi di seluruh bidang.
Pemerintah Mesir membalas demonstrasi warganya dengan menurunkan ribuan polisi di berbagai kota. Pemerintah juga menangkap sejumlah pemimpin kelompok oposisi Mesir, Ikhwanul Muslimin.