REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Pasukan gabungan Kepolisian Daerah Sulsel dan Sulbar dan Polrestabes Makassar mengevakuasi terhadap pengikut Ahmadiyah di Makassar, Sabtu (29/1). Evakuasi dilakukan setelah puluhan massa yang membawa bendera organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) melakukan orasi menuntut pembubaran Ahmadiyah di depan kantor Pimpinan Daerah Jamaah Ahmadiyah Indonesia kota Makassar dan Sulsel di Jalan Anuang.
FPI meminta kepada polisi untuk menurunkan papan nama sekretariat dan meminta pengikut Ahmadiyah untuk mengosongkan tempat dan menghentikan segala kegiatan untuk selama-lamanya. Bahkan, mereka sempat menyatakan akan membawa massa lebih banyak jika tuntutan mereka tak diindahkan.
Proses pengamanan dan evakuasi menggunakan dua truk polisi dan satu unit mobil taktis dipimpin langsung oleh Kapolda Sulsel Irjen Polisi Johny Waenal Usman. Namun, proses evakuasi berlangsung alot karena puluhan warga Ahmadiyah yang berada di dalam gedung sekretariat sekaligus masjid tersebut menolak dievakuasi. Hanya sekitar lima orang pria yang berhasil dievakuasi.
Setelah melakukan negosiasi antara kedua pihak yang dimediasi oleh Kapolda, massa FPI akhirnya menutup papan nama sekretariat menggunakan cat semprot hitam. Massa kemudian membubarkan diri menjelang waktu shalat maghrib dan mempercayakan pengosongan sekretariat pada kepolisian.
Namun, FPI menyatakan akan kembali untuk memastikan pengikut Ahmadiyah telah mengosongkan sekretariatnya. Aksi yang berlangsung sekitar satu jam ini berlangsung aman dan tertib. Kepolisian sendiri hingga kini masih berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian.