REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Mesir akan tetap berkomitmen terhadap perjanjian regional dan internasional, demikian ucap Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir, Sabtu (12/2). Pernyataan itu mengisyaratkan sekaligus mengonfirmasi bahwa kesepakatan damai yang telah dibuat oleh Israel akan tetap tak berubah.
Pengumuman tersebut merupakan bagian dari "Communique Number 4," yang dikeluarkan sehari setelah orang paling berkuasa di Mesir, Hosni Mubarak, menyerahkan kekuasaan kepada militer
Militer juga berjanji akan terus memantau transisi damai dalam pemerintah yang dipilih oleh rakyat sipil. Sementara di lapangan, militer mulai memindahkan barikade di sekeliling Lapangan Tahrir, Kairp, pusat revolusi rakyat. Jam malam juga diperpendek dari tengah malam ke pukul 6.00 pagi.
Ketika tank-tank meluncur ke sisi sejumlah jalan utama yang mengarah ke alun-alun, beberapa warga dengan sukarela membantu para tentara menyingkirkan barikade dan gulungan kawat berduri, sementara mesin derek mengangkat perisai-perisai berat kendaraan.
Mereka juga membongkar barikade di sekitar museum nasional, tempat penyimpanan harta karun besejarah serta barang-barang antik Mesir. Sebelumnya museum sempat terkena dampak bentrok antara pengunjuk rasa dengan massa pro-Mubarak, pada pekan lalu.
Kelompok-kelompok yang mengorganisir massa terus menyapu lapangan dan menyingkirkan sampah dan juga menginspeksi--dengan ramah--kartu identitas orang-orang yang berniat masuk ke lapangan.
Demonstran terbagi
Namun demonstran terbagi dua. Pertama yang ingin memastikan masa depan gerakan masif mereka. Sementara sebagian lain pulang ke rumah diliputi rasa kemenangan, beberapa yang lain bersumpah akan meneruskan hingga transisi pemerintah sipil selesai sepenuhnya..
"Ada perbedaan pendapat. Beberapa orang mengatakan kita harus tinggal. Beberapa bilang kita telah menyelesaikan tugas kita, kita seharusnya pulang," ujar Dr. Essam Shabana, yang memiliki pekerjaan di Uni Emirat Arab.
"Beberapa juga menekankan kita bisa pulang, namun bila ada yang terjadi lagi kita bisa kembali lagi. Kita telah membentuk Facebook group untuk tetap menjalin kontak. Kita pasti akan kembali dan bertemu di sini setiap tahun pada 25 Januari," ujarnya.
Keberhasilan Diluar Harapan
Banyak rakyat Mesir di Lapangan Tahrir--sebagian besar pemuda--menggambarkan pengumuman bahwa Mubarak mundur adalah peristiwa terbaik dalam hidup mereka. Jalan-jalan dibanjiri oleh ekspresi gembira sepanjang malam.
Ribuan rakyat Mesir tetap berada di Lapangan dan masih menyanyi dan mengibarkan bendera ketika subuh tiba setelah unjuk rasa selama 18 hari.
Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada militer, seperti akhir revolusi Tunisia. Dengan demikian pengumuman itu mengakhiri rezim otokratik yang telah berjalan tiga dekade.
Militer mengatakan akan menghormati kehendak rakyat--yang mayoritas menyerukan pembubaran kabinet rezim lama dan menyelenggarakan pemilu bebas dan adil--namun sejauh ini belum menyatakan rencana konkrit mengenai transisi.
Unjuk rasa selama 18 hari di Lapangan Tahrir, Kairo, bertahan dari serangan polisi dan massa pro-Mubarak, akhirnya mampu membawa sukse yang tak pernah diimpikan.
"Kita akhirnya akan memiliki pemerintah yang kami pilih sendiri," ujar seorang pekerja call-center, Rasha Abu Omar, 29 thaun. "Mungkin kami nanti akan memiliki negara lebih baik seperti yang kami selalu impikan."
Beberapa jam setelah pengumuman bahwa Mubarak mengundurkan diri, bukan hanya di Lapangan Tahrir, kegembiraan juga terlihat di setiap jalan di sudut-sudut kota Kairo, Alexandria dan juga kota-kota lain di penjuru Mesir.
Sepanjang malam, petasan dan kembang api dinyalakan, klakson mobil dibunyikan dibawah kibaran warna putih, hitam dan merah dari bendera Mesir. Orang-orang mengangkat anak-anak mereka di atas kepala. Beberapa bahkan mengambil oleh-oleh dengan mengambil foto bersama para tentara yang tersenyum di atas tank-tank mereka di jalanan kota.