REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS--Negara-negara Uni Eropa Jumat sepakat untuk menjatuhkan embargo senjata, pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap Libya dalam satu paket sanksi yang dirancang untuk meningkatkan tekanan terhadap rezim Muamar Gaddafi. Sanksi terhadap Gaddafi itu, yang juga mencakup embargo terhadap pemberian perlengkapan penegakan hukum pada Tripoli yang mungkin akan digunakan untuk menindak keras demonstran, akan mulai berlaku dalam beberapa hari setelah dirancang secara sah.
Satu sumber EU mengatakan keputusan resmi diperkirakan Senin dengan serangkaian penuh langkah yang tak mungkin akan berlaku sebelum Kamis -- prosedur peralihan bagi blok 27 negara itu yang sering memerlukan beberapa pekan untuk mencapai keputusan seperti itu. Satu perjanjian juga dicapai mengenai "kriteria untuk menentukan siapa yang akan menjadi sasaran" pembekuan aset dan larangan perjalanan, kata seorang diplomat EU yang minta tidak disebutkan namanya.
Tapi beberapa sumber menolak untuk mengatakan siapa atau berapa banyak orang Libya yang ditargetkan "guna menghindari pelarian aset". Di Washington, Departemen Keuangan telah memperingatkan bank-bank untuk mewaspadai transfer terkait dengan para pemimpin politik Libya, ketika masyarakat internasional bergerak untuk menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah pejabat pemerintah Libya.
Permintaan pada tindakan itu meningkap di Eropa pekan ini karena tindakan keras pemerintah terhadap demonstran dan seruan Gaddafi bagi pencarian dari rumah-ke-rumah. Sejumlah negara masih ragu-ragy, mengkhawatirkan pembalasan terhadap ribuan orang Eropa yang tercebak di negara itu.
Tapi Italia, yang megkhawatirkan Gaddafi mungkin akan membuka pintu eksodus sebanyak 1,5 juta pengungsi dan imigran, melunak menghadapi kekerasan di negara Afrika utara itu. Jumat dini hari, kepala urusan luar negeri Eu Catherine Ashton mengatakan inilah waktunya untuk memikirkan "apa yang dapat kita lakukan untuk menjamin kita memberikan sebanyak mungkin tekanan untuk berupaya menghentikan kekerasan di Libya".
Para pejabat EU Jumat mengatakan 3.400 warga Eropa telah dievakuasi dari Libya, dengan 3.600 tersisa, banyak yang telah siap untuk berlayar dengan dukungan militer. Beberapa negara Eropa memiliki taruhan ekonomi besar di Libya, termasuk raksasa minyak Prancis dan Italia, Total dan ENI. Brussels pekan lalu menangguhkan pembicaraan yang dimulai dengan Tripoli tiga tahun lalu untuk menandatangani perjanjian perdagangan dan kerjasama.