REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi premium di Pontianak (Kalimantan Barat) dan Pekanbaru (Riau) dipastikan tidak ada lagi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/3).
"Hari ini sudah kembali normal. Jam sebelas siang tadi sudah bisa diatasi," ujar Karen. Menurutnya, kelangkaan BBM tersebut terjadi karena Pertamina mengalami kendala dalam hal distribusi kapal.
Karen menyebutkan ada kapal di Pontianak yang karam sehingga mengganggu kegiatan pendistribusian BBM. "Kelangkaan BBM di Pontianak karena adanya kapal karam sehingga kapal kami sulit merapat,'' katanya. ''Tapi, sejak dua hari lalu sudah diangkut. Sekarang ini sedang proses unloading, tapi hari ini depot-depot sudah bisa menyalurkan ke SPBU. Hari ini sudah kembali normal.''
Vice President Corporate Communications Pertamina, Mochammad Harun, sebelumnya juga menyampaikan permohonan maaf kepada konsumen di Pekanbaru dan sekitarnya atas keterlambatan pasokan premium. Keterlambatan tersebut akibat ketatnya quality control atas premium sehingga ada salah satu unsur yang tidak memenuhi spesifikasi.
"Jadi, kami mesti olah kembali di kilang dan pasokan akan dipenuhi dari depot lainnya yang saat ini sedang berlangsung. Kondisi ini merupakan konsekuensi kami atas ketatnya kualitas yang kami terapkan,'' katanya. ''Sehingga, meskipun ada salah satu unsur yang tidak memenuhi kriteria, kami tidak akan memasarkan produk tersebut. Untuk itu, kami melakukan pola suplai dari tempat lain.''
Produk dari kilang Dumai yang telah memenuhi speifikasi saat ini sudah tiba di Depot Siak. BBM siap untuk didistribusikan. Selain itu, upaya penambahan sudah dilakukan dari Depot Padang dan Depot Dumai. ''Kami juga tambahkan pasokan dari Tanjung Uban untuk me-recover stock di Pekanbaru dan sekitarnya. Saat ini telah kita salurkan 1.600 kilo liter (KL),'' katanya.