Saturday, 14 Jumadil Awwal 1446 / 16 November 2024

Saturday, 14 Jumadil Awwal 1446 / 16 November 2024

Lewat Operasi Gempur, Bea Cukai Ungkap Sindikat Rokok Ilegal

Kamis 05 Apr 2018 17:00 WIB

Red: Gita Amanda

Bea Cukai Sulawesi Utara mengungkap sindikat penjual rokok ilegal di Sulawesi Utara

Bea Cukai Sulawesi Utara mengungkap sindikat penjual rokok ilegal di Sulawesi Utara

Foto: Bea Cukai
Pelaku mengedarkan barang dengan dilekati pita cukai palsu.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Bea Cukai melakukan operasi pengawasan barang kena cukai secara serentak dan terpadu di seluruh wilayah Indonesia, melalui Operasi Gempur. Ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kepatuhan pengusaha barang kena cukai hasil tembakau (rokok) dan menekan peredaran rokok ilegal, sehingga memberikan situasi kondusif terhadap peredaran rokok yang telah memenuhi ketentuan di bidang cukai.

Operasi Gempur yang digelar di wilayah Provinsi Sulawesi Utara oleh Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara, yang terdiri dari Satuan Kerja (Satker) Kanwil Bea Cukai Sulbagtara, Bea Cukai Bitung, dan Bea Cukai Manado, telah berhasil mengungkap sindikat pengedar rokok ilegal. Pelaku menggunakan modus menjual dan mengedarkan barang kena cukai jenis hasil tembakau yang dilekati pita cukai palsu. Bahkan merek rokoknya juga diduga dipalsukan.

Dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa (3/4) lalu, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Sulawesi Bagian Utara, Cerah Bangun, mengungkapkan kronologi penindakan rokok. Mereka berhasi mendapat total barang bukti 450.400 batang rokok ilegal.

“Pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2018 di Kotamobagu telah dilakukan penindakan terhadap mobil yang dikendarai tersangka DEM (45). Petugas menemukan 64 ribu batang rokok merek 86 dan 2.400 batang rokok merek Esco Bar yang dilekati dengan pita cukai palsu. Selang satu hari, kami melakukan pengembangan penindakan terhadap tempat penyimpanan atau penimbunan di Maumbi, Minahasa Utara, dan berhasil mengamankan 32 ribu batang rokok merek Esco Bar yang dilekati dengan pita cukai palsu,” jelasnya.

Dari keterangan tersangka DEM, semua barang bukti tersebut adalah milik MP (38), yang melakukan pembelian ke Jawa Timur. Berdasarkan alat bukti yang dimiliki, penyidik melakukan pengejaran terhadap MP dan MP berhasil ditemukan di salah satu restoran di Kawasan Megamas. Berdasarkan pemeriksaan terhadap MP dan alat bukti yang ada, ditemukan cukup bukti untuk menetapkan MP sebagai tersangka. Dari penangkapan, MP menyerahkan barang bukti yang masih dikuasai berupa 352 ribu batang rokok jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) merek 86 kepada penyidik.

Diperkirakan, barang bukti yang diamankan senilai Rp 317.532.000 dan kerugian negara dari cukai dan PPN Hasil Tembakau sebesar Rp 195.953.276. Berdasarkan pemeriksaan terhadap tersangka, diperoleh fakta bahwa yang bersangkutan telah melakukan aksinya sejak Desember 2017 dengan mendatangkan rokok ilegal tersebut 15 (lima belas) kali dengan total nilai barang Rp1.450.400.000, sehingga kerugian negara diperkirakan sebesar Rp1.705.454.800. Selain kerugian negara, terdapat juga kerugian imaterial berupa penipuan yang berimbas pada kesehatan konsumen.

“Sebagai tindak lanjut kasus, barang hasil penindakan telah diserahterimakan ke Kanwil Bea Cukai Sulawesi Bagian Utara untuk selanjutnya dilakukan pengembangan kasus. Adapun kedua tersangka saat ini sudah dititipkan di Rutan Kelas II A Manado,” ujar Cerah Bangun.

Bahwa perbuatan tersangka tersebut di atas telah memenuhi unsur-unsur Pasal 54 dan atau Pasal 56 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007. Dengan dilaksanakannya operasi gempur ini, diharapkan operasi penindakan barang kena cukai dapat dilaksanakan dengan tepat sasaran dan memberi efek jera kepada para pelaku.

"Bea Cukai sangat membutuhkan informasi dan kerja sama dari masyarakat agar operasi penindakan barang kena cukai selanjutnya dapat berjalan dengan lancar, laporkan rokok ilegal ke Kantor Bea Cukai terdekat,” ungkap Cerah.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler