REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan moda angkutan massal berupa kereta gantung tidak cocok untuk Jakarta karena hanya memuat sedikit penumpang."Setelah melakukan pengkajian, Pemprov DKI lebih memilih subway karena memang kapasitas daya angkut dan operasional mampu menjadi alternatif masyarakat untuk menggunakan angkutan umum," kata Fauzi Bowo di Balaikota, Kamis.
Fauzi Bowo yang lebih akrab dipanggil Foke menyatakan hal tersebut menanggapi usulan Presiden Austria,Heinz Fischer agar Jakarta membangun kereta gantung sebagai salah satu solusi memecahkan kemacetan. Akan tetapi moda tersebut memiliki keunggulan karena biasa digunakan sebagai alat angkut di bandara. "Hal lainnya kereta gantung juga bisa efektif sebagai angkutan pengumpan (feeder) untuk alat transportasi massal yang seperti busway atau Mass Rapid Transit (MRT) yang akan dibangun," kata Foke.
Pengoperasian kereta gantung juga tidak akan terpengaruh dengan cuaca, dan tidak membuat polusi karena menggunakan listrik. Foke mengatakan kereta gantung juga dapat dibangun lebih cepat dan mudah dipasang.
Dan investasi pembangunan moda tersebut tidak terlalu tinggi karena dapat dibangun di atas gedung sehingga tidak ada pembebasan lahan.
Sebelumnya dalam kunjungan kenegaraannya di Indonesia, Presiden Austria, Heinz Fischer, melalui Menteri Ekonominya, Reinhold Mitter Lehner bersama 13 pengusaha Austria, melakukan pertemuan dengan Menko Perekonomian, Hatta Rajasa untuk menawarkan moda angkutan massal di Jakarta. Mereka menawarkan Doppelmayr yang dibuat produsen kereta api Austria Doppelmayr Seilbahnen gmBH, dan direncanakan mereka akan bekerja sama dengan PT Saratoga Infrastruktur.
Sedangkan Anggota Komisi B DPRD DKI, Nur Afni Sajim mengatakan agar Pemprov DKI tetap fokus pada apa yang telah direncanakan untuk solusi kemacetan lalu lintas. "Lebih baik Pemprov DKI fokus pada pelaksanaan pembangunan MRT saja. Jangan sampai rencana satu belum selesai sudah ada rencana baru sehingga tidak berjalan optimal," kata Afni.