REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN--Buah khas Kalimantan Selatan, Kasturi, kini sudah tidak ditemukan lagi di hutan alam, kalaupun masih ada hanya yang ditanam di pekarangan, kata Kepala LIPI Prof Lukman Hakim di Banjarmasin, Rabu.
Hal itu dikatakan Lukman Hakim usai penandatanganan kerja sama antara LIPI, Pemprov Kalsel dan pengelola Kebun Raya di Banjarmasin Rabu. "Seperti buah Kasturi yang merupakan buah khas daerah ini kini sudah tidak ditemukan lagi di alam, kalaupun masih bisa ditemukan pohonnya berupa kasturi pekarangan," katanya.
Menurut Lukman, pembabatan hutan dan alih fungsi lahan untuk pertambangan dan perkebunan membuat sebagian besar spisies flora dan fauna khas Kalsel banyak punah. Hal-hal tersebut diatas, kata dia, tentu sangat disayangkan karena keanekaragaman hayati tersebut tidak bisa ditemukan di daerah lain, sehingga perlu segera dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk menyelamatkan kekayaan alam Kalsel yang masih tersisa.
Buah Kasturi merupakan buah lokal di Kalimantan Selatan yg bentuknya mirip dengan mangga kecil, dan memiliki rasa yg sangat manis serta aroma yang harum menyengat. Salah satu langkah antisipasi tersebut antara lain kata dia, dengan dibangunnya kebun raya di Kalsel yang akan membudidayakan tumbuhan langka dan obat-obatan khas daerah ini.
Menanggapi tentang kerusakan lingkungan di Kalsel, kata dia, perlu ada regulasi agar hasil tambang dan kekayaan alam Kalsel tidak diekspor berupa bahan mentah. "Kalau batu bara sebisanya yang diekspor adalah baranya jangan batunya, sehingga bisa menimbulkan nilai tambah bagi masyarakat sekitar," katanya.