Kamis 20 Jan 2022 17:16 WIB

BMKG Ungkap 3 Faktor Penyebab Kabupaten Pandeglang Terdampak Gempa Terparah

Kecamatan Sumur Batu di Pandeglang terdampak gempa Banten paling parah

Rep: Febryan. A/ Red: Nur Aini
Warga membersihkan bangunan rumahnya yang rusak di Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1/2022). Sebanyak 1.231 rumah dengan rincian 226 rusak berat, 290 rusak sedang, 715 rusak ringan, dan 14 puskesmas di tiga daerah di Banten rusak akibat gempa bumi magnitudo 6,6 SR yang terjadi pada Jumat (14/1) kemarin.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga membersihkan bangunan rumahnya yang rusak di Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1/2022). Sebanyak 1.231 rumah dengan rincian 226 rusak berat, 290 rusak sedang, 715 rusak ringan, dan 14 puskesmas di tiga daerah di Banten rusak akibat gempa bumi magnitudo 6,6 SR yang terjadi pada Jumat (14/1) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyimpulkan ada tiga faktor penyebab wilayah paling parah terdampak gempa Banten berada di Kabupaten Pandeglang, terutama Kecamatan Sumur Batu. Hal itu berdasarkan survei di lapangan.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, faktor pertama adalah dekatnya Kecamatan Sumur Batu dengan episenter gempa. Gempa berkekuatan 6,6 magnitudo itu berpusat di laut dengan jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang pada kedalaman 40 km.

Baca Juga

Faktor kedua, kata dia, adalah karena sebagian besar konstruksi bangunan di wilayah itu belum memenuhi standar konstruksi tahan gempa. Faktor ketiga, banyak bangunan berada di tanah lunak. "Lokasi dengan banyak kerusakan berada di atas lapisan tanah dengan klasifikasi jenis tanah lunak (E)," kata Rahmat dalam keterangannya, Kamis (20/1/2022).

Mengacu pada temuan tersebut, Rahmat merekomendasikan sejumlah upaya mitigasi dan antisipasi. Pertama, dia meminta masyarakat tidak menempati bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Sebab, dapat membahayakan apabila terjadi gempa susulan.

Kedua, masyarakat diminta merelokasi rumahnya ke lokasi aman, yakni di luar zona merah rawan bahaya gempa bumi dan tsunami.

Ketiga, jika memutuskan untuk tidak relokasi, maka pembangunan ulang rumah harus sesuai standar konstruksi tahan gempa. "Harus memenuhi kualitas bangunan sesuai standar konstruksi bangunan yang dipersyaratkan (SNI 1726-2019)," ujar Rahmat.

BMKG melakukan survei lapangan pada 15-19 Januari 2022 di seluruh wilayah terdampak gempa Banten. Survei itu berupa pengamatan mikroseismik dan pengukuran seismik di lapangan. Tim survei  terdiri atas personel Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda waktu serta personil UPT Daerah (BBMKG Wilayah II Banten dan Stasiun Geofisika Tangerang).

Gempa berkekuatan 6,6 magnitudo mengguncang Banten dan wilayah sekitarnya pada Jumat (14/1/2022). Menurut laporan BNPB, gempa itu mengakibatkan total 3.078 rumah rusak di lima kabupaten di Banten dan Jawa Barat. Kabupaten yang paling parah terdampak adalah Pandeglang karena jumlah rumah yang rusak mencapai 2.724 unit.

Baca: Sampah Danau Singkarak Sulitkan Nelayan Mencari ikan

Lebih spesifik lagi, wilayah paling parah terdampak adalah Kecamatan Sumur. Berdasarkan laporan Pusdalop BPBD Banten, di kecamatan tersebut terdapat 606 bangunan rusak dengan rincian 61 rusak berat, 146 rusak sedang, dan 399 rusak ringan.

Baca: Enam WNI di Tonga Selamat Pascaletusan Gunung Berapi dan Tsunami

Baca: Harga Minyak Goreng di Supermarket Cirebon Sudah Turun

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement