REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bagian dari warisan kekayaan intelektual Islam, Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang cendekiawan terkemuka dari abad ke-15 menerangi pentingnya praktik puasa dalam agama Islam. Dalam kitab monumentalnya, "Fathul Bari", Ibnu Hajar merinci hikmah dan keutamaan di balik satu bentuk puasa yang ditekankan dalam hadis Nabi Muhammad yaitu Puasa Daud.
Dalam sebuah kutipan yang diambil dari "Fathul Bari" jilid 4, Ibnu Hajar menjelaskan dengan cermat bahwa puasa Daud merupakan salah satu puasa sunnah yang paling dicintai oleh Allah SWT.
Menurut Ibnu Hajar, penekanan pada puasa Daud menunjukkan bahwa puasa ini memiliki keutamaan yang luar biasa dalam pandangan Allah.
Ibnu Hajar menggambarkan bahwa puasa Daud bukanlah sekadar praktik berpuasa biasa, melainkan sebuah ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan dicintai-Nya. Dalam hadis yang disampaikan oleh Ibnu Hajar, Nabi Muhammad menyebutkan bahwa puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Daud.