Selasa 21 Jun 2011 11:13 WIB

Umat Islam Cuek Penggusuran Masjid Al Ikhlas Medan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Puing-puing sisa Masjid Al Ikhlas Medan.
Foto: suara-islam.com
Puing-puing sisa Masjid Al Ikhlas Medan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Umat Islam dinilai tidak peduli dalam menanggapi persoalan penggusuran Masjid Al Ikhlas di Medan, Sumatera Utara. Padahal, persoalan ini seharusnya menjadi perhatian umat Islam untuk menyelesaikannya.

Ketua Umum FUI Sumut, Ustaz Timsar Zubir, mengatakan bahwa persoalan penggusuran masjid sudah mencapai taraf penghinaan terhadap harga diri umat Islam. Apalagi, saat proses penggusuran itu banyak terjadi kebohongan-kebohongan.

"Ini bukan perkara sebuah bangunan semata, tapi sebuah simbol martabat dan harga diri umat Islam," kata Timsar dalam rapat bersama Ormas Islam Sumatera Utara bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Selasa (21/6).

Tizar menyatakan persoalan penggusuran masjid seolah hanya memindahkan bangunan saja. Tidak ada terlihat rasa kepemilikan terhadap masjid. Seolah-olah masjid tidak lagi sakral buat umat Islam. "Yang mau bangun ditahan, yang merubuhkan malah dibiarkan. Ini bagaimana," kata dia.

Karena itu, Tizar meminta MUI untuk bisa memberikan perhatian kepada persoalan ini. Sebab, masalah yang terjadi begitu rentan dengan hal yang tidak diinginkan. "Situasinya sudah seperti api dalam sekam. Tinggal menunggu meluas saja," kata dia.

Umat Islam Medan memprotes penggusuran Masjid Al-ikhlas yang berada di jalan Timor, kota Medan. Protes itu ditenggarai karena masjid tersebut sudah memiliki sertifikat wakaf. Namun, ketika penyelesaian persoalan penggusuran tengah dibahas, masjid tersebut sudah dibongkar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement