Selasa 11 Mar 2014 18:05 WIB

Foreign scientists study Subak irrigation system in Bali

Subak
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Subak

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Several foreign scientists had studied the local environmental wisdom as practiced by the Subak traditional agricultural irrigation organization in Bali.

"Among the foreign scientists were C. J. Grader who had studied the Subak form of irrigation in Jembrana in 1984 and Clifford Geertz in Tabanan, Badung and Klungkung in 1959," Prof Dr I Wayan Windia, the chairman of the Subak study center and a dean at the University of Udayana, said here on Tuesday.

J. Stephen Lansing, an American anthropologist, had also studied the Subak system in Bangkli district in 1991.

The foreign studies had reported many local customs and discussed the rationale for the Subak irrigation system.

Indonesian scientists who had studied the Subak system, included Bagus (1971), Sutawan (1989 and 1991), Sushila (1987), Geriya (1985), Pitana (1993), Windia (2006) and Norken (2007), he added.

The local customs and traditions that were incorporated in the Subak system include religious, cultural, ecological, economic, legal, and technological and security elements.

On June 2012, Subak was recognized by the UNESCO as a world heritage site.

The Subak has maintained an agricultural ecosystem for more than 1000 years. In Bali, the ancient system of water temples enables the Subak to coordinate its activities alongside entire river systems.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement