REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jaringan hotel OYO Hotels and Homes Indonesia telah beroperasi di Yogyakarta sejak Januari 2019. Namun, dalam kuartal satu 2019 pemesanan OYO di Yogyakarta mencetak angka sebesar 37.433 pemesanan kamar.
Region Head Java OYO Hotels and Homes Indonesia, Bayu Seto mengatakan, Yogyakarta memang menjadi salah satu kota yang paling banyak dipesan. Hal ini karena Yogyakarta masih menjadi salah satu tujuan destinasi favorit di Pulau Jawa, dibandingkan kota lainnya seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Puluhan ribu pemesanan tersebut rata-rata terjadi setiap 4,5 menit. Yang mana, hingga April 2019 OYO telah mengembangkan jalinan kemitraan lebih dari 67 hotel dan 1.000 kamar di Yogyakarta sejak awal peluncurannya.
"Ketika awal peluncuran OYO di Yogyakarta hanya mulai mengoperasikan 15 hotel dengan 40 OYOpreneurs," kata Bayu di Dixie Yogyakarta, Kamis (23/5).
Terkait perkembangan bisnis selama Ramadhan dan libur Lebaran, ia pun yakin kenaikan pemesanan hotel akan melebihi sebelumnya. Hal ini tentu melihat kenaikan pemesanan yang meningkat pada kuartal satu 2019.
Terlebih, adanya tradisi arus mudik dan banyaknya kegiatan liburan saat Lebaran. Untuk itu pun, pihaknya siap menghadapi kenaikan pemesanan pada libur Lebaran ini.
"OYO melihat itu sebagai sebuah kesempatan untuk turut memberikan ragam pilihan pengalaman menginap yang berkualitas dan terstandarisasi dengan harga terjangkau," lanjutnya.
Mengantisipasi adanya kenaikan tersebut, OYO pun meluncurkan program Ramadhan #OYOsilaturahmi. Program ini memberikan kesempatan untuk menginap di salah satu hotel OYO dengan harga Rp 1.000.
"OYO juga berbagi berkah Ramadan dalam bentuk OYO Points senilai Rp 100.000, baik untuk pengguna yang sudah memiliki aplikasi OYO ataupun yang baru mengunduh," ujar Bayu.
Bayu mengatakan, dalam mengambangkan bisnisnya di Yogyakarta, dengan memperhatikan nilai-nilai lokal. Tentunya dengan memahami dinamika dan kultur masyarakat guna memastikan layanan terbaik yang diberikan.
Hal ini diwujudkan dengan memiliki tim lokal sendiri di Yogyakarta. "Ini membuat kami semakin yakin dalam memahami pasar Yogyakarta, mengidenfitikasi masalah yang perlu dipecahkan dan menemukan solusi terbaik untuk menyelesaikannya," kata Bayu.