REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli gizi Atmarita mengatakan penyebab masalah gizi pada pada balita sangat beragam. Beberapa faktor bisa menjadi penyebabnya, seperti kesehatan ibu hingga anak berusia dua tahun.
Atmarita yang juga Ketua Bidang Ilmiah DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) mengatakan di Jakarta, Selasa (23/1), faktor sehat tidaknya seorang perempuan sebelum berhubungan ikut menentukan kondisi kesehatan anak yang dilahirkannya.
"Sehat itu tinggi badannya di atas 150 senti, tidak anemia, tidak punya penyakit apa-apa, berat badan ideal paling tidak indeks massa tubuh di atas 18,5," kata Atmarita.
Setelah seorang perempuan telah mengandung, perilaku hidup dan asupan gizi yang dikonsumsi juga ikut menentukan kondisi kesehatan anak. Atmarita mengatakan ibu hamil harus memeriksakan kandungannya ke fasilitas kesehatan dan mengonsumsi makanan yang bergizi.
"Di sini peran ketahanan pangan, jadi tidak bisa peran kesehatan sendirian," kata dia. Menurut Atmarita untuk menangani permasalahan gizi di Indonesia memerlukan peran dukungan dari lintas sektor.
Atmarita menambahkan usia perkawinan turut memengaruhi kondisi kesehatan anak nantinya. "Kalau menikah usia dini kan organ-organnya belum siap," kata dia.
Semakin muda seorang perempuan menikah, maka semakin tinggi risiko memiliki anak dengan masalah gizi seperti stunting.
Selain itu status pendidikan, sosial, dan ekonomi seorang ibu juga berpengaruh pada kondisi kesehatan anak. Atmarita menyebutkan hasil penelitian bahwa semakin rendah pendidikan seorang ibu maka kemungkinan bayinya stunting semakin besar.