Rabu 14 Feb 2018 00:07 WIB

Lima Mitos Tidur Populer

Apakah manusia butuh tidur delapan jam?

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Dampak kurang tidur.
Foto: Reuters
Dampak kurang tidur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur menjadi sangat berharga bagi manusia. Namun tampaknya pikiran mengenai pekerjaan yang akan dilakukan besok, menghadapi teman tidur yang mengganggu dan biaya hidup yang tidak berujung dapat mengganggu tidur.

Waktu tidur bagi orang dewasa sekitar enam jam untuk itu perlu untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih baik. Termasuk mengenai mitos mengenai tidur. Berikut lima mitos tidur populer seperti dilansir dalam laman Mens Health.

1. Apakah orang benar-benar butuh tidur selama delapan jam?

Saat ini satu dari tiga orang mengalami tidur yang buruk. Tentu terdapat efek samping bagi tubuh jika tidak memiliki tidur yang cukup. Namun ternyata tidur delapan jam tidak dibutuhkan oleh semua orang.

"Aturan umumnya, jika Anda terbangun dalam keadaan lelah dan menghabiskan hari dengan tidur siang, kemungkinan Anda tidak memiliki tidur yang cukup. Ada yang butuh lebih banyak atau lebih sedikit. Yang penting Anda mengetahui berapa banyak tidur yang dibutuhkan dan mencapainya," saran dari National Health Service, Inggris.

2. Saya tidak bisa tidur, apa saya terkena insomnia?

Jika seseorang berpikir terkena insomnia, lebih baik perhatikan terlebih dahulu apa yang menjadi penghambat tidur. Ponsel pintar dan laptop bisa jadi penyebabnya, atau bisa jadi karena pengaruh kafein dari kopi.

Gejala insomnia bisa berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sebelum menganggap terkena insomnia, coba ubah kebiasaan tidur dengan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari termasuk pada akhir pekan. Coba untuk berolahraga lebih banyak, dan baca buku satu jam sebelum tidur.

3. Apa ponsel mengganggu tidur saya?

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Nature menunjukkan bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan dapat mengganggu ritme sirkadian seseorang. Siklus tidur alami bertanggung jawab atas kualitas istirahat, untuk itu penting bagi seseorang untuk melepaskan teknologi sebelum tidur.

Peneliti menemukan bahwa mereka yang menghabiskan 60 menit di sosial media memiliki kesulitan tidur yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak. "Penggunaan media sosial melebihi satu jam perhari menunjukkan keterkaitan negatif dengan durasi tidur," kata peneliti senior Kanada, Dr Chaput.

4. Apakah olah raga di malam hari dapat membuat saya terjaga sepanjang malam?

Menurut penelitian dari Appalachian State University, berbagai olah raga berbeda mempengaruhi kualitas tidur dengan cara yang berbeda juga. Seperti latihan aerobik yang membuat tidur lebih cepat dan latihan ketahanan yang membantu seseorang tidur lebih lama.

Pastikan olah raga paling lambat pukul 19.30. Jika lebih dari itu, adrenalin dan kortisol dapat membuat seseorang tetap terjaga ketika sudah bersiap tidur.

5. Apa posisi tidur mempengaruhi?

Iya, posisi janin yang meringkuk dan berbaring miring ternyata sensitif untuk jantung. Demikian juga dengan posisi tentara, dimana posisi lengan berada di sisi tubuh, yang ternyata dapat membuat seseorang mendengkur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement