Selasa 07 Aug 2018 09:21 WIB

Ortu Disarankan Kurangi Paparan Kimia di Makanan Anak Ini

Ribuan bahan kimia ditambahkan langsung atau tidak ke makanan anak.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Konsumsi makanan alami, seperti buah, lebih dianjurkan bagi kesehatan anak.
Foto: AP
Konsumsi makanan alami, seperti buah, lebih dianjurkan bagi kesehatan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Kelompok dokter anak mendesak keluarga untuk membatasi penggunaan wadah makanan dari plastik, mengurangi konsumsi daging olahan selama kehamilan, dan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan olahan. Langkah-langkah tersebut akan menurunkan paparan anak-anak terhadap bahan kimia dalam kemasan makanan dan minuman.

American Academy of Pediatrics mengeluarkan pedoman dalam sebuah pernyataan dan laporan teknis ilmiah pada 23 Juli. Kelompok ini bergabung dengan kelompok medis dan advokasi lainnya yang telah menyatakan keprihatinan tentang bukti ilmiah bahan kimia tertentu bisa masuk dalam makanan dan mengganggu hormon alami tubuh.

Kelompok dokter anak juga menyerukan pengujian dan pengaturan lebih ketat terhadap ribuan bahan kimia yang digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Atau secara tidak langsung ditambahkan ke makanan saat digunakan dalam pembuatan atau pelepasan dari kemasan dan plastik. Di antara bahan kimia yang menimbulkan perhatian khusus adalah nitrat dan nitrit (pengawet dalam produk daging), phthalates (yang digunakan untuk membuat kemasan plastik),dan bisphenols (digunakan dalam lapisan kaleng logam untuk tempat produk makanan kaleng).

Baca juga: Bermain Bantu Anak Melatih Konsentrasi

Perhatian utama dokter anak adalah bahan kimia perfluoroalkyl atau PFC dalam kertas serta kemasan tahan lemak, termasuk zat anti-statis yang digunakan dalam kemasan plastik. Kepala Divisi Lingkungan di Sekolah Kedokteran New York University Dr Leonardo Transande mengatakan ada langkah sederhana untuk membatasi paparan dengan bahan kimia.

“Menghindari makanan kaleng adalah cara yang bagus untuk mnegurangi paparan bisphenol secara umum dan hindari makanan yang dikemas dan diproses adalah cara yang baik menjauhkan paparan phthalates,” kata Transande, seperti dilansir dari Channel News Asia. Dia juga menyarankan membungkus makanan dengan kertas lilin sebagai pengganti bungkus plastik.

Bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap efek bahan kimia dalam makanan. Sebagian karena mereka makan lebih banyak makanan per pon berat badan daripada orang dewasa. Mungkin yang lebih signifikan, sistem metabolisme anak dan sistem organ utama masih berkembang dan matang, sehingga gangguan hormon berpotensi menyebabkan perubahan yang bertahan lama.

Asisten Profesor Departemen Ilmu Kesehatan Lingkungan Universitas Massachusetts-Amherst's School of Public Health Laura N. Vandenberg mengungkapkan karena hormon bertindak pada konsentrasi rendah dalam darah, tidak mengherankan paparan tingkat rendah pengganggu endokrin dapat berkontribusi terhadap penyakit. Banyak bahan kimia yang dijelaskan dalam laporan pediatri telah terbukti mengganggu fungsi hormon normal dengan memblokir hormon yang bertanggung jawab untuk perkembangan otak, organ seks, dan fungsi metabolisme normal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement