REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah gastrointestinal atau lebih dikenal dengan masalah sistem pencenaan yang berhubungan dengan lambung dan usus. Salah satu yang paling banyak diderita oleh banyak kalangan merupakan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Kondisi GERD ini berbeda degan sakit maag biasa. Sama-sama diakibatkan asam lambung, namun, dalam tahapan yang lebih serius. Pola penderitanya pun tersebar merat, bahkan hingga tenaga medis pun banyak yang terserang.
Ketika seseorang terserang maag, biasanya asam lambung melebihi PH normal sekitar 1 atau 2 dan masih berada di sekitar lambung saja, hanya saja produksinya lebih banyak. Namun, GERD membuat asam lambung yang telah melebihi PH normal naik dan membuat iritasi dinding.
"Istilah GERD ini pun terbilang baru, dulu belum diketahui pasti masalah ini itu apa," ujar Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP.
Prof Ari menjelaskan, definisi GERD ini baru muncul di tahun 2000. Sehingga, informasi tentang masalah ini pun dalam dunia kedokteran belum terlalu akrab didengar.
Memang masalah GERD ini tidak terlalu berbahaya yang bisa mengancam nyawa. Namun, staf Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo menjelaskan, masalah ini bisa mengurangi kualitas hidup.
"Masalah penyakit ini tidak membahayakan jiwa,namun ketika mengalami GERD seseorang sering cemas dan biasanya jadi khawatir bisa mati," ujar Prof. Ari.
GERD sering membuat orang yang mengidapnya tidak nyaman dengan kondisi rasa dada begitu panas dan mulut yang sangat pahit. Hal ini terjadi karena asam lambung yang naik karena faktor-faktor gaya hidup yang tidak baik.