REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Osteoarthritis atau dikenal sebagai pengapuran sendi merupakan peradangan kronis yang terjadi pada sendi. Kekakuan sendi hingga nyeri sendi dapat menghambat penderita osteoarthritis untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Tak hanya itu, osteoarthritis juga dapat berujung pada terjadinya disabilitas. Salah satu cara untuk mencegah disabilitas pada penderita osteoarthritis adalah dengan berjalan cepat.
Berjalan cepat kurang dari 10 menit per hari sudah cukup untuk membantu penderita osteoarthritis terhindar dari disabilitas. Durasi yang cukup singkat dan jenis aktivitas fisik yang tidak terlalu memberatkan ini cukup mudah diterapkan oleh penderita osteoarthritis yang umumnya merupakan lansia.
"Hanya kurang dari 10 menit per hari agar orang-orang dapat menjaga kemandirian mereka. Ini sangat mungkin dilakukan," ungkap ketua peneliti sekaligus profesor di bidang ilmu kedokteran pencegahan dari Feinberg School of Medicine Northwestern University Dorothy Dunlop seperti dilansir Health 24.
Anjuran aktivitas fisik yang sangat sederhana dan singkat ini juga dapat memotivasi orang-orang dewasa tua yang tidak aktif bergerak untuk mulai menerapkan pola hidup aktif. Hanya dengan berjalan kaki cepat kurang dari 10 menit per hari, manfaat yang bisa diperoleh di masa mendatang sangat besar.
Anjuran ini diperoleh dari sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 1.500 orang dewasa tua sebagai partisipan. Para partisipan telah dinyatakan menderita osteoarthritis dan kerap merasakan nyeri atau kekakuan pada sendi-sendi bawah tubuh. Akan tetapi, para partisipan masih terbebas dari disabilitas.
Selama empat tahun, aktivitas fisik para partisipan dipantau melalui alat yang dapat mereka kenakan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik berintensitas sedang hingga berat selama satu jam per minggu dapat menurunkan risiko disabilitas.
Dengan kata lain, hanya dibutuhkan aktivitas fisik kurang dari 10 menit per hari untuk menurunkan risiko disabilitas. Contohnya adalah berjalan kaki cepat.
Dengan menerapkan aktivitas fisik ini secara rutin, risiko berjalan terlalu lambat saat menyebrang jalan dapat berkurang hingga 85 persen pada penderita osteoarthritis. Risiko tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan ke kamar mandi atau berganti baju, juga dapat berkurang hingga 45 persen pada penderita osteoarthritis.
Tim peneliti juga menemukan bahwa 24 persen partisipan yang tidak melakukan anjuran aktivitas fisik ini cenderung berjalan lebih lambat saat menyeberang jalan karena penyakit osteoarthritis yang dideritanya. Sebanyak 23 persen dari partisipan yang tidak melakukan anjuran aktivitas fisik ini juga cenderung kesulitan untuk melakukan aktivitas rutin di pagi hari.
Anjuran berjalan kaki cepat kurang dari 10 menit sehari atau satu jam per minggu ini jauh lebih ringan dibandingkan anjuran yang direkomendasikan di Amerika. Di sana, lansia direkomendasikan untuk melakukan aktivitas berintensitas sedang minimal 2,5 jam per minggu.
Anjuran tersebut cukup sulit dilakukan sebagian lansia, khususnya lansia yang sudah mengalami nyeri sendi akibat osteoarthritis. Oleh karena itu, temuan terbaru ini dianggap memberi kemudahan bagi lansia atau penderita osteoarthritis untuk mencegah disabilitas dengan anjuran aktivitas fisik yang lebih ringan dan mudah.
"Satu jam per minggu merupakan batu loncatan bagi orang-orang yang saat ini tidak aktif. Orang-orang bisa mulai menerapkan gaya hidup aktif dari situ," kata Dunlop melalui American Journal of Preventive Medicine.