REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok peneliti dari California State University Fullerton mengatakan seseorang yang terobsesi dengan media sosial (medsos) seperti Facebook bisa mengalami kecanduan layaknya kecanduan narkoba. Salah satu peneliti, Michelle Newton, mengatakan otak pengguna Facebook yang telah mengalami kecanduan menunjukkan beberapa pola serupa dengan yang ditemukan pada pecandu narkoba dan penjudi.
Temuan ini dipublikasikan dalam Journal Psychological Reports: Disability and Trauma. Interaksi di Facebook memicu pelepasan dopamin di otak. Hal yang sama ditemukan saat seseorang menggunakan narkoba atau ketika penjudi menang.
"Seperti narkoba yang meningkatkan ego diri," kata Newton dilansir Kidspot, Kamis (25/4). Zaman sekarang sangat sulit menemukan seseorang yang tak memiliki akun media sosial. Jika tidak Facebook, biasanya seseorang memiliki akun Twitter dan berbagai platform media sosial lainnya.
Jika salah satu portal offline, biasanya orang tersebut akan menggunakan portal media sosial lainnya. Di media sosial, kata Newton, semua orang tampak menjalani kehidupan sempurna dan luar biasa. Padahal kenyataannya tidak selalu seperti itu.
Jika Anda merasa media sosial berdampak negatif pada kehidupan Anda atau anak Anda, mungkin inilah saatnya melakukan detoksifikasi digital. Pertama, tetapkan waktu tanpa gawai misalnya saat sarapan, saat mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah, les, olahraga, atau saat makan malam.
Kedua, tetapkan zona drop gadget. Seluruh anggota keluarga harus menempatkan gawai mereka di satu tempat saat jam istirahat malam hari tiba. Kamar tidur sebaiknya ditetapkan sebagai zona bebas layar.
Ketiga, dilarang bermain gawai di kamar. Hal ini berlaku bagi orang tua dan anak. Seluruh pekerjaan rumah atau pekerjaan kantor yang terpaksa dikerjakan di rumah tidak boleh dilakukan di kamar tidur melainkan di ruang umum misalnya ruang keluarga.