Kamis 30 May 2019 04:45 WIB

Anak Gemar Ngabuburit Main Gim? Awasi Agar tidak Adiksi

Penelitian simpulkan adiksi gim tak ubahnya kecanduan alkohol.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Dorong anak untuk lebih banyak bermain di luar rumah ketimbang bermain gim.
Foto: flickr
Dorong anak untuk lebih banyak bermain di luar rumah ketimbang bermain gim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermain gim untuk mengisi waktu luang dan ngabuburit selama berpuasa mungkin terasa mengasikkan bagi anak. Meski begitu, orang tua perlu lebih memegang andil dalam mengatur kebiasaan anak bermain gim agar tak berkembang jadi adiksi.

Bermain gim dengan tujuan rekreasional selama berpuasa Ramadhan sebenarnya tidak dilarang. Akan tetapi, orang tua perlu memastikan agar anak-anak mereka tidak bermain gim terus-menerus hingga lupa waktu.

Baca Juga

"Jangan terus-terusan, non-setop, tidak berhenti (main gim) sampai buka. Misal dari jam satu siang sampai jam enam, itu tidak boleh," ungkap psikiater anak dan remaja dari Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Grogol dr Isa Multazam Noor SpKJ(K) saat ditemui di Jakarta.

Tanpa disiplin, waktu yang dihabiskan anak untuk bermain gim semakin lama bisa semakin meningkat. Bila dibiarkan, anak bisa melewati batas waktu maksimal yang diperbolehkan untuk bermain gim dan pada akhirnya mengalami adiksi gim.

"Kalau dari akumulasi sebulan itu, rata-rata maksimal kan 7-8 jam (untuk bermain gim)," jelas Isa.

Senada dengan Isa, Psikiater Anak dan Remaja RSPI Pondok Indah - Puri Indah dr Ika Widyawati SpKJ(K) mengungkapkan bahwa kebiasan main gim yang tidak diawasi berpotensi untuk berkembang menjadi sebuah ketergantungan. Terlebih, bila yang dimainkan merupakan gim daring.

Pada anak, adiksi gim dapat mempengaruhi berbagai aspek. Dari segi perilaku misalnya, anak dengan adiksi gim cenderung akan marah secara tidak terkontrol bila dilarang bermain gim. Anak dengan adiksi gim juga cenderung menghindari interaksi dengan orang lain agar bisa bermain gim lebih lama.

"(Salah satu pasien remaja yang ditangani Ika) jadi tidak pernah ikut ngobrol atau pergi-pergi dengan keluarga. Sama sekali tidak. Dan bawaannya marah-marah terus, teriak-teriak terus," ungkap Ika mencontohkan.

Waktu tidur dan istirahat anak juga bisa terganggu akibat bermain gim dalam waktu yang terlalu lama. Bahkan anak mungkin saja mengorbankan waktu tidur bila memiliki teman bermain gim daring dari luar negeri yang memiliki perbedaan waktu.

"Terlebih masa Ramadhan ini, menjelang sahur atau sebelum dan sesudah sahur dia tidak akan tidur, dia akan melanjutkan main gim-nya. Ini yang berbahayanya," jelas Ika.

Bukan tidak mungkin bila adiksi gim juga mempengaruhi prestasi anak di sekolah. Ketika prestasi menurun, rasa bosan dan malas sekolah juga bisa muncul.

Adiksi gim juga dapat memberi pengaruh yang kurang baik terhadap kesehatan fisik anak. Salah satu yang paling terdampak oleh adiksi gim adalah persarafan di otak.

"Penelitian di Cina tahun 2012 mengatakan bahwa adiksi gim atau internet itu tidak berbeda dengan adiksi alkohol maupun narkoba (dampaknya)," lanjut Ika.

Adiksi gim dapat membuat jalur-jalur persarafan di otak menjadi bermasalah. Kondisi ini dapat membuat anak yang mengalami adiksi gim tidak dapat berpikir logis.

Ika mengatakan pola asuh orang tua sangat berperan penting dalam membentuk disiplin anak ketika bermain gim. Disiplin ini perlu dibentuk sejak kecil agar anak terbiasa dengan pola asuh yang sehat.

"Tidak bisa ujug-ujug ketika remaja baru kita tegaskan dan sebagainya," terang Ika.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement