Kamis 27 Jun 2019 06:28 WIB

Polusi Udara Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Polusi udara dan tinggal di gedung apartemen dapat tingkatkan risiko penyakit jantung

Rep: Farah Noersativa/ Red: Christiyaningsih
Warga Cina mengenakan masker untuk menghindari polusi udara di Beijing.
Foto: EPA
Warga Cina mengenakan masker untuk menghindari polusi udara di Beijing.

REPUBLIKA.CO.ID, KAUNAS -- Sebuah penelitian menemukan polusi udara dan tinggal di gedung apartemen dapat meningkatkan risiko pengembangan kondisi bahaya atau penyakit berbahaya. Risiko pengembangan itu antara lain penyakit jantung, strok, dan diabetes.

Dilansir Indian Express, penelitian ini dilakukan oleh para peneliti dari Lithuanian University of Health Sciences. Mereka menyelidiki hubungan antara paparan jangka panjang terhadap polusi udara sekitar. Mereka juga menghitung jarak tempat tinggal ke ruang hijau dan jalan-jalan utama serta perkembangan hipertensi serta beberapa komponen sindrom metabolik.

Baca Juga

Komponen-komponen ini termasuk kadar trigliserida tinggi, kolesterol lipoprotein densitas tinggi, glukosa darah lebih tinggi, dan obesitas. Para peneliti juga telah menemukan efek positif dari lingkungan alami. Mereka pun menemukan bahwa lingkungan alami dapat menekankan dampak positif dari ruang tersebut pada kesehatan jantung.

"Hasil penelitian memungkinkan kami mengatakan pentingnya mengatur sebanyak mungkin ruang hidup untuk satu orang di rumah keluarga, meningkatkan isolasi kebisingan apartemen, dan mempromosikan pengembangan ruang hijau di rumah keluarga," kata ketua  penulis penelitian, Agn Brazien.

Paparan polusi lalu lintas sendiri lalu dikaitkan dengan kejadian hipertensi, kadar trigliserida yang lebih tinggi dan penurunan kolesterol lipoprotein densitas tinggi. Akan tetapi, dampak negatif dari polusi udara lalu lintas hanya diamati pada peserta yang tinggal di gedung multi-keluarga.

Karena ada lebih banyak lalu lintas di dekat gedung apartemen multi-keluarga, tak menutup kemungkinan dampak polusinya juga akan berpengaruh kepadak risiko hipertensi juga.

Selain itu, lingkungan yang terbangun, kepadatan hunian yang tinggi, lalu lintas jalan dan konfigurasinya merupakan faktor lebih lanjut yang terkait dengan interaksi sosial dan hubungan yang mendukung. Hal itu juga yang dapat berdampak pada kesehatan jantung.

Faktor seberapa hijau, ukuran, dan jenis aktivitas di ruang publik terbuka yang tersedia, juga diamati berbanding terbalik dengan faktor risiko yang dinilai. Para peneliti telah menemukan efek positif dari lingkungan alami dan telah menekankan dampak positif dari ruang tersebut pada kesehatan jantung. Hasil studi ini sudah dipublikasikan di Journal of Public Health.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement