REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dokter spesialis jantung Yusra mengatakan saat ini banyak ditemukan kasus-kasus pasien yang terserang jantung koroner akibat penyempitan pembuluh darah ke jantung. Menurutnya salah satu pemicunya adalah asap rokok.
"Sebagian besar kasus penderita jantung disebabkan oleh asap rokok, baik bagi perokok aktif maupun bukan perokok (perokok pasif)," ujarnya dalam diskusi bertajuk Pengaruh Rokok terhadap Jantung dan Paru di Mataram, Ahad (21/7).
Menurutnya, asap rokok juga akan terhirup oleh masyarakat di sekitarnya meski bukan perokok. Bahkan perokok pasif ini risikonya 13 kali terkena penyakit jantung dibandingkan dengan tanpa asap rokok sama sekali.
Yusra menyampaikan rokok elektrik juga menyimpan risiko yang sama. Ini karena rokok elektrik tetap mengandung nikotin, karsinogen, dan aerosol. Bahkan zat-zat tersebut bisa menempel di jendela, kursi, baju dan lain-lain. Jika terhirup oleh keluarga atau anak-anak dapat berpotensi menyebabkan penyakit kanker.
Senada dengan Yusra, dokter spesialis paru-paru, Eva, menyatakan rokok dapat menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru. Ini karena di dalamnya mengandung zat-zat berbahaya seperti nikotin karsinogen, aerosol, serta zat-zat berbahaya lainnya.
Eva menjelaskan saat merokok maka ada dua efek yang ditimbulkan yakni asap utama dan asap sampingan. Asap utama akan berisiko bagi pecandu rokok yang membuat mereka terserang penyakit jantung atau paru-paru. Sedangkan asap sampingan akan berpengaruh pada orang-orang di sekitar perokok.
"Secara risiko, sama-sama besar kemungkinan terkena penyakit kanker, jantung, dan lainnya," terang Eva. Demi mencegah timbulnya penyakit-penyakit tersebut, Eva mengimbau pada para perokok untuk berhenti merokok sekarang juga.
"Untuk bisa berhenti merokok harus dimulai dari komitmen yang kuat untuk peduli pada diri sendiri dan lingkungan," katanya.