REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar tanaman hutan kota, Endes N Dahlan, mengatakan pepohonan sangat efektif dalam menyerap polutan yang menyebabkan polusi udara dibandingkan tanaman jenis lain. Pepohonan mampu menyerap polutan lebih tinggi karena memiliki jumlah daun yang banyak.
"Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya. Semua daun bisa menyerap dan menjerap (merekat). Tapi jumlah daunnya banyak tidak? Luas tidak?" katanya di Jakarta, Senin (22/7).
Pohon yang dapat menyerap polutan sangat tinggi adalah yang berdaun banyak dan diameter daunnya cukup lebar. Contohnya pohon trembesi atau disebut juga pohon hujan.
Dalam menyerap polutan tersebut, tanaman pada umumnya memiliki dua fungsi. Dua fungsi tersebut yaitu menyerap polusi yang berbentuk gas dan menjerap polutan yang berbentuk debu.
Semua dedaunan, kata dia, dapat menyerap polutan yang berbentuk gas. Tetapi jika konsentrasi polutannya terlalu tinggi maka tanaman tersebut akan mati keracunan.
Karena itu, sebaiknya tanaman tersebut perlu ditanam jauh sebelum konsentrasi gas polutan di udara terlalu tinggi. Saat berhadapan dengan polutan debu, tanaman juga memiliki fungsi menjerap partikel debu tersebut.
Tanaman akan menjerap partikel debu yang terbawa angin sementara waktu. Partikel debu tersebut akan luruh ketika tanaman diguyur hujan. Tanaman yang memiliki daya jerap cukup tinggi adalah tanaman yang bentuk daunnya berlekuk-lekuk tidak licin, contohnya daun jambu.