REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeriksaan dini kanker prostat sebaiknya mulai dilakukan pada pria pada usia 40 tahun. Jika pria memiliki faktor genetik, maka wajib melakukan deteksi dini.
Staf Medik Departemen Urologi, Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, menyebut pemeriksaan dini diharapkan dapat menemukan pasien risiko tinggi agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti biopsi. Selain itu, pemeriksaan dini juga bertujuan mendeteksi pasien kanker prostat stadium awal.
Deteksi dini bertujuan agar dapat dilakukan intervensi secepatnya dan mencegah prognosis yang lebih buruk. Biopsi prostat adalah prosedur untuk mengambil sampel jaringan yang mencurigakan pada kelenjar prostat. Ada beberapa metode biopsi yang biasa dilakukan oleh para ahli di antaranya yaitu biopsi transperineal.
"Biopsi ini tidak melalui saluran cerna atau saluran kemih melainkan bagian perineal (di antara kantung kemaluan dan anus) dan memiliki risiko sepsis yang sangat kecil sehingga dianggap paling aman,” jelas dia.
Pada prosedur biopsi dengan robotik ada beberapa keuntungan. Antara lain gerakan pemindaian dapat membuat irisan gambar 2-D yang terdistribusi secara merata untuk rekonstruksi 3-D, panduan jarum dapat secara otomatis disejajarkan pada target dan dikunci untuk biopsi, dan deformasi prostat karena interaksi dengan probe dapat diminimalkan karena gerakan yang sama dapat digunakan untuk memindai dan menyelaraskan probe untuk biopsi.
Biopsi prostat robotik dan lokalisasi jarum merupakan perkembangan teknologi yang memiliki untuk secara positif memengaruhi diagnosis dan tata laksana kanker prostat. "Kemajuan signifikan memungkinkan lokalisasi target yang lebih tepat dan akurat namun perlu adanya pengembangan teknologi agar alat ini tersedia untuk penggunaan klinis sehari-hari,” kata Agus.