REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ilmuwan dari Britain’s Wellcome Sanger Institute dan France’s Montpelier University akhirnya mengetahui cara parasit malaria berpindah dari gorila ke manusia. Mereka melakukan penelitian terhadap urutan gen yang berusia 50.000 tahun.
Para ilmuwan tersebut mengatakan penelitian mereka berupaya mencari tahu sebuah prose yang dikenal dengan nama zoonosis. Yakni sebuah proses di mana patogen yang dapat menjangkiti bintang lalu mengalami perubahan genetik sehingga bisa menginfeksi manusia, seperti penyakit flu dan ebola.
Dalam kasus parasit malaria paling mematikan yang bernama Plasmodium falciparum, penelitian ini menemukan bahwa parasit itu bisa meningkatkan kemampuan untuk menginfeksi sel darah manusia melalui bagian DNA yang telah ditransfer parasit gorila.
Dengan menganalisi urutan DNA, para peneliti ini juga menemukan sebuah gen yang memproduksi protein yang dinamakan RH5. Yakni protein yang terikat dengan reseptor protein dalam sel darah merah manusia.
"Leluhur dari RH5 protein yang dulunya terikat dengan reseptor sel darah merah manusia maupun gorila memberikan penjelasan molekular kenapa Plasmodium falciparum bisa berevolusi untuk menjangkiti manusia," kata kepala penelitian tersebut, Francis Galaway, sebagaimana dilansir reuters pada Kamis (17/10).
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), penyakit malaria yang disebarkan oleh nyamuk telah menjangkiti 216 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini menewaskan 400 ribu orang setiap tahunnya, mayoritas adalah bayi dan anak-anak di sejumlah wilayah termiskin di Afrika.
"Dalam sejarah umat manusia, malaria diperkirakan telah membunuh lebih banyak manusia dibandingka penyakit lainnya," kata Gavin Wright, anggota lain penelitian tersebut.