REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah studi tentang rokok yang dilakukan St Michael's Hospital, Toronto, terhadap 200 pasien. Sepertiga dari partisipan dengan rerata usia 56 tahun ini adalah perempuan.
Dilansir melalui US News, Rabu (30/10), penelitian menyebutkan bahwa perempuan juga cenderung merokok untuk membantu mereka menghadapi stres dalam hidup. Lebih dari seperempat pasien yang terlibat dalam studi memiliki masalah depresi atau gangguan kecemasan.
Tim peneliti mengatakan prevalensi gangguan kecemasan dan depresi lebih tinggi pada perempuan. Hal ini pula yang menyebabkan perempuan sulit untuk berhenti merokok. Perokok perempuan cenderung lebih sulit untuk berhenti merokok karena dipengaruhi oleh gangguan kecemasan dan depresi.
Direktur Center for Tobacco Control di Northwell Health, Patricia Folan mengatakan, otak perempuan bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap nikotin dibandingkan dengan otak laki-laki. Perbedaan ini dinilai berkontribusi terhadap lebih rendahnya kemungkinan perempuan untuk berhenti merokok bila menggunakan produk pengganti nikotin.
Folan mengungkapkan, rokok bahkan menjadi alasan perempuan karena takut terhadap kenaikan berat badan. "Beberapa perempuan juga takut mengalami kenaikan berat badan setelah berhenti merokok," jelas Folan.
Namun hal ini tentu tidak boleh menjadi alasan bagi perokok perempuan untuk tetap melanjutkan kebiasaan buruk merokok. Ada bebapa hal yang bisa dilakukan agar perempuan tidak mengalami kenaikan berat badan setelah berhenti merokok.
"Stok makanan sehat, khususnya buah dan sayur, dan jaga hidrasi tubuh dengan air putih yang cukup dapat membantu menghindari kenaikan berat badan," jawab Folan.
Folan mengatakan, makanan memang akan terasa memiliki aroma dan cita rasa yang lebih baik setelah perokok berhenti merokok. Oleh karena itu, kenaikan berat badan setelah berhenti merokok merupakan hal yang bisa saja terjadi.
Terkait hal ini, Folan menilai upaya berhenti merokok perlu disusun dengan strategi yang baik. Folan mengatakan kombinasi antara penggunaan obat dan terapi perubahan perilaku dapat membantu perempuan yang merokok karena stres untuk lebih mudah berhenti merokok.