Jumat 03 Jan 2020 22:00 WIB

Kafein Bisa Hambat Kenaikan Berat Badan, Benarkah?

Minuman berkafein seperti kopi hitam kerap menjadi minuman andalan untuk diet.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Minuman berkafein seperti kopi hitam kerap menjadi minuman andalan bagi orang-orang yang sedang berdiet untuk menurunkan berat badan.
Foto: Piqsels
Minuman berkafein seperti kopi hitam kerap menjadi minuman andalan bagi orang-orang yang sedang berdiet untuk menurunkan berat badan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minuman berkafein seperti kopi hitam kerap menjadi minuman andalan bagi orang-orang yang sedang berdiet untuk menurunkan berat badan. Alasannya, kafein dinilai dapat memperlambat kenaikan berat badan. Benarkah?

Untuk mengetahui hal ini, sekelompok tim peneliti dari Univeristy of Illinois di Urbana-Champaign melakukan sebuah studi terhadap hewan coba tikus. Tikus-tikus ini diberikan makanan yang tinggi lemak dan tinggi gula selama 28 hari.

Selama studi berlangsung, para tikus ini dibagi ke dalam enam kelompok. Lima dari enam kelompok tersebut diberikan jenis kafein yang berbeda yaitu kafein sintetis, teh mate yang mengandung kafein, kafein yang diekstraksi dari teh mate, kafein yang diekstraksi dari kopi dan teh mate dekafein. Satu kelompok sisanya menjadi kelompok kontrol

Setelah 28 hari, tim peneliti menemukan adanya perbedaan kadar lemak yang signifikan pada keenam kelomok tikus tersebut. Tikus-tikus yang mendapatkan asupan kafein dari berbagai sumber mengalami kenaikan kadar lemak tubuh yang lebih sedikit dibandingkan tikus-tikus dari kelompok non kafein.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan bahwa ketiga tipe kafein yang digunakan dalam penelitian, yaitu kafein sintetis, kafein dari teh mate dan kafein dari kopi, dapat menurunkan ekspresi gen yang memengaruhi enzim fatty acid synthase (FASN).

Pada tikus, konsumsi FASN dapat menurunkan ekspresi FASN di jaringan lemak hingga 39 persen dan di hati hingga 37 persen. Penurunan ekspresi FASN dan dua gen lain pada tikus menyebabkan terjadinya penurunan produksi trigliserida dan kolesterol HDL pada organ hati. Penumpukan lipid pada sel lemak juga menurun hingga 20-41 persen, terlepas dari jenis kafein yang digunakan.

 

photo
Kopi merupakan salah satu minuman berkafein (Ilustrasi kopi hitam)

Temuan baru yang dimuat dalam Journal of Functional Foods ini mengindikasikan bahwa kafein memang memiliki potensi untuk membantu upaya penurunan berat badan. Tim peneliti mengungkakan bahwa hasil studi ini bisa ditingkatkan pada penelitian terhadap manusia untuk lebih memahami peran teh mate dan kafein sebagai strategi potensial untuk mencegah kegemukan dan obesitas.

"Juga mencegah gangguan metabolisme lanjuta yang berkaitan dengan kondisi ini," tutur peneliti Prof Elvira Gonzalez de Meija, seperti dilansir Medical News Today, Jumat (3/1).

Teh mate merupakan minuman yang terbuat dari dedaunan pohon Ilex paraguariensis St Hilaire. Minuman ini populer di Amerika Utara di mana negara-negara seperti Brazil, Chile, Argentina, Paraguay dan Uruguay bisa mengonsumsi teh mate sebanyak 3-10 kilogram per kapita.

Teh mate juga telah menjadi alternatif populer untuk teh hitam dan kopi. Salah satu alasannya, teh mate juga dikenal dapat mencegah infeksi, obesitas, diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Umumnya satu porsi sajian mate mengandung 65-130 miligram kafein. Sebagai perbandingan, satu cangkir kopi hitam seduh mengandung sekitar 30-300 miligram kafein.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement