REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang tentu pernah merasa sendiri dan sepi. Namun hati-hati, terlalu lama menyendiri dan kesepian bisa berdampak buruk buat kesehatan tubuh.
Sebuah studi dari Fakultas Kedokteran Universitas San Diego menyebut, terlalu lama sendiri dan kesepian sama berbahayanya dengan efek merokok dan obesitas. Itu juga berkaitan dengan kematian dini, terutama
bagi orang dewasa paruh baya atau mereka yang sudah pensiun.
Studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal 'Penuaan dan Kesehatan Mental', menemukan bahwa pengalaman orang hidup dengan kesepian dibentuk oleh sejumlah faktor pribadi dan lingkungan. Kehilangan pasangan atau orang yang berharga dan minimnya keterampilan diduga menjadi penyebab utama seseorang merasa kesepian.
"Beberapa warga berbicara tentang kehilangan pasangan, saudara kandung, dan teman-teman sebagai penyebab kesepian mereka," kata Alejandra Paredes, seorang peneliti di Departemen Psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas California San Diego.
Paredes mengatakan, perasaan kesepian juga sering dikaitkan dengan kurangnya tujuan hidup. "Mereka akan merasa tidak terikat, tidak memiliki makna, semangat dan harapan hidup," tambah dia dilansir Gulf News, Senin (13/1).
Tim peneliti juga menemukan bahwa kebijaksanaan, termasuk welas asih menjadi faktor pencegah kesepian. Selain itu, mencoba nyaman dengan kesendirian juga bisa mencegah kesepian.
Untuk mencapai kesimpulan ini, para peneliti melakukan wawancara perorangan terhadap 100 orang dewasa berusia 67-92 tahun. Peneliti mengevaluasi fungsi fisik, mental dan kognitif peserta yang tinggal di San Diego.
"Adalah penting bagi kami mengidentifikasi penyebab kesepian dari sudut pandang peserta sendiri sehingga kami dapat membantu menyelesaikannya dan meningkatkan kesehatan, kesejahteraan," kata penulis senior Dilip V. Jeste, senior Distinguished Profesor Psikiatri dan Ilmu Saraf di UC San Diego School of Medicine.