Selasa 04 Feb 2020 14:09 WIB

Virus Corona Diduga Menular Melalui Sistem Pencernaan

Peneliti menduga virus corona dapat menular melalui sistem pencernaan.

Rep: MGROL 125/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi penyebaran virus corona. Peneliti menduga virus corona bisa jadi menular melalui sistem pencernaan.
Foto: MgIT03
Ilustrasi penyebaran virus corona. Peneliti menduga virus corona bisa jadi menular melalui sistem pencernaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru (2019-nCoV) yang telah merenggut setidaknya 425 nyawa di China diduga dapat menyebar melalui sistem pencernaan Pada Ahad (2/2), Xinhua melaporkan bahwa asam nukleat virus ditemukan dalam tinja dan sekaan rektum pasien positif virus corona.

Hal tersebut menunjukkan bahwa virus dapat menyebar melalui sistem pencernaan.  Temuan terbaru itu muncul setelah para ilmuwan mengamati beberapa pasien yang terinfeksi dengan virus corona Wuhan.

Baca Juga

Menurut para peneliti, sejumlah pasien mengalami gejala awal diare, bukan demam, yang lebih umum dialami pasien terinfeksi 2019-nCov. Dilansir Times Now News, dokter yang merawat pasien selama ini telah memfokuskan pada sampel dari jalur pernapasan terkait kasus pneumonia untuk mengidentifikasi apakah pasien telah terinfeksi virus corona.

Namun, temuan baru dari penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Rumah Sakit Renmin Universitas Wuhan dan Institut Virologi Wuhan dari Akademi Ilmu Pengetahuan China menunjukkan bahwa jenis virus baru itu mungkin memiliki penularan fekal-oral.

Itu berarti virusnya masuk ke mulut menuju saluran pencernaan dari benda, makanan, atau minuman yang tercemar tinja orang yang terinfeksi. Jalur penularan yang sama terjadi dalam penyakit Hepatitis A.

Hal itu menunjukkan penularan tidak hanya terjadi dari percikan liur (droplet) dan bersentuhan dengan orang yang terinfeksi. Sementara itu, organisasi kesehatan termasuk WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS (CDC)  merekomendasikan masyarakat agar lebih saksama dalam memerhatikan kebersihan pribadi dan menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Hal teserbut dilakukan untuk membantu mengurangi risiko terkena infeksi. Sesuai rekomendasi WHO, mereka yang terinfeksi virus harus mendapatkan perawatan yang tepat untuk membantu meringankan dan mengobati gejalanya.

Selain itu, mereka yang sakit parah harus mendapatkan perawatan suportif yang dioptimalkan. WHO juga mengonfirmasi bahwa perawatan spesifik sedang diselidiki dan akan diuji melalui uji klinis untuk digunakan. Ketika pencarian global untuk penyembuhan virus corona baru terus berlanjut, WHO membantu mempercepat upaya penelitian dan pengembangan dengan berbagai mitra.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement