REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wabah virus corona tipe baru alias 2019-novel coronavirus (2019-nCoV) semakin meluas penyebarannya. Hingga Ahad (9/2), ada sekitar 37 ribu kasus secara global dengan jumlah kematian sebanyak 909 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengeluarkan panduan bagi masyarakat untuk mengurangi paparan dan transmisi penyakit atau infeksi dengan merawat kebersihan diri. Masyarakat diserukan untuk menjaga kebersihan tangan, saluran pernapasan, serta keamanan pangan.
The Association for Professionals in Infection Control and Epidemiology (APIC) dan The US Centers for Disease Control (CDC) merekomendasikan penggunaan sabun antiseptik untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan organisme dan mengurangi jumlah mikroba lebih lanjut. Salah satu antiseptik, povidone iodine atau PVP-I, terbukti secara klinis memiliki spektrum luas terhadap virus, bakteri, dan kuman patogen.
"Povidone iodine merupakan antiseptik yang memiliki spektrum luas, termasuk terhadap virus seperti corona,” kata Medical Director Mundhipharma South East Asia, dr Murtaza Qasuri, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dalam riset in vitro terlihat indikasi bahwa pembersih kulit PVP-I 7,5 persen dan PVP-I gargle and mouthwash efektif melawan virus flu unta (MERS) dan virus sindrom pernapasan akut parah (SARS). Riset tersebut menunjukkan, infeksi virus seperti coronavirus dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri, seperti menjaga kebersihan tangan dan pernapasan.
Murtaza menganjurkan, mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik yang mengandung povidone iodine atau dengan hand sanitizer yang mengandung alkohol 70 persen. Menjaga kebersihan pernapasan dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan preparat alami dengan kandungan iota caragenan yang memiliki efek antivirus dan menjaga kebersihan rongga mulut dan tenggorok dengan berkumur menggunakan antiseptik yang mengandung povidone iodine.
Untuk kebersihan saluran pernapasan, menurut Murtaza, sebuah riset menunjukkan jika iota carragenan memberikan efek antivirus terhadap sejumlah besar virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, termasuk common cold dan influenza, termasuk human coronavirus. Namun, hingga saat ini, pihaknya belum bisa memastikan efikasi terhadap 2019-nCoV mengingat virus ini jenis yang baru ditemukan.