REPUBLIKA.CO.ID, Salam kenal...
Saya mendapat penawaran dana tunai dari sisa limit kartu kredit saya dengan bunga 0,75 persen per bulan tanpa biaya apapun. Di sisi lain, saat ini saya mempunyai cicilan KPR yang dikenakan bunga efektif 14 tahun per tahun.
Jika saya asumsikan dana tunai menggunakan bunga flat dan saya konversikan menjadi bunga efektif maka jadinya sekitar 9,3 persen per tahun.
Apakah bijak untuk menggunakan dana tunai tersebut untuk mengurangi pokok utang KPR? Atau ada hal lain yang harus saya perjelas atau pertimbangkan sebelum memutuskan?
Terima kasih
David, Surabaya
Jawaban WF 19
Salam kenal juga Pak David.
Salah satu alasan kenapa orang menggunakan kartu kredit adalah kemudahan dalam hal tarik tunai alias cash advance. Dan sejatinya, inilah salah satu penghasilan terbesar dari sistem bunga berbunga yang legal dalam rentenir modern hari ini. Sepertinya kita punya ‘uang’ yang sewaktu-waktu bisa kita gunakan dan inilah jebakan ilusi kekayaan semu dan mematikan. Karena ‘uang’ tersebut merupakan pinjaman yang seolah-olah milik kita.
Pertanyaan saya, apakah Anda mau memiliki sebuah barang, yang seolah-olah? Saya kira, tidak ada orang yang mau hidup dari seolah-olah. Jika boleh terbuka, semua orang pasti ingin hidup yang benaran bukan seolah-olah.
Jika kita kembali melihat sejarah kartu kredit, bagaimana awalnya Pak Mc Namara ketinggalan dompet dan saat itu harus membayar makan di sebuah restoran. Intinya beliau punya uang tunai dan sanggup bayar, hanya dompetnya ketinggalan. Jadi pembuatan kartu kredit adalah untuk membantu, bukan mempersulit dan poinnya adalah beliau memang punya dananya, bukan dana seolah-olah.
Tetapi hari ini kita lihat, berapa banyak orang yang sebenarnya tidak mampu, dan mau hidup dalam bingkai seolah-olah.
Ada 3 hal kenapa bunga kartu kredit lebih tinggi dari bunga pinjaman yang lain :
1. Tidak ada agunan
Salah satu alasan bank memberikan pinjaman adalah adanya agunan yang artinya ketika si peminjam gagal bayar, maka agunan tersebut bisa disita oleh pihak bank sebagai pengganti atas kehilangan uangnya. Karena kartu kredit tidak ada jaminan, maka bank akan bersikeras meminta kita untuk membayar utang tersebut bagaimanapun caranya.
2. Risiko bagi bank lebih tinggi
Jika pinjaman usaha termasuk kategori pinjaman produktif, maka kartu kredit adalah pinjaman konsumtif. Artinya dana pinjaman itu memang 100 persen untuk pengunaan yang langsung habis, tidak memberikan hasil. Jadi jangan heran jika pinjaman ini risikonya tinggi karena barang atau jasa yang didapatkan dari utang tersebut memang tidak menghasilkan.
3. Pinjaman kartu kredit adalah dana yang mengangggur
Jika pinjaman lain bank langsung mendapatkan bunga, maka di kartu kredit bank hanya dapat dari bunga ketika terjadi transaksi. Dan itu merupakan risiko kesempatan alias opportunity risk yang hilang. Bandingkan jika bank bisa memberikan pinjaman lansung ke nasabah lain.
Terkait pertanyaan Anda, apakah bijak menggunakan dana tunai kartu kredit untuk mengurangi pokok utang KPR?
Jika menggunakan logika berfikir Anda dengan harapan bisa mendapatkan keringanan bunga sebesar 4,7 persen, maka sebenarnya Anda sedang melakukan gali lubang tutup lubang. Utang KPR Anda harus tetap berjalan, dan Anda menambah utang baru dari kartu kredit.
Awalnya memang untuk menyelesaikan utang Anda tetapi kenyataannya Anda akan terjebak didalamnya.
Seperti orang yang menggunakan kartu kredit untuk berbisnis, dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan dari bisnisnya, yang terjadi adalah bisnisnya hancur dan utang kartu kredit berbunga harian tersebut semakin mencekik karena gagal bayar.
Begitupun dengan rumah Anda yang Anda beli dengan cara KPR, apakah sejatinya menghasilkan atau malah membebani Anda?
Rata-rata yang terjadi, rumah tetap adalah ‘liability’ walau secara nilai harganya akan naik, karena jarang orang mau pindah rumah seperti mengganti HP, tiap tiga bulan ganti rumah.
Jadi saran saya, ketimbang Anda membuat utang baru, coba Anda gali lagi, apa saja sumber penghasilan lain Anda di luar dari penghasilan yang Anda terima hari ini. Syukur-syukur Anda mendapatkan pemasukan yang lebih banyak ketimbang mencari jalan pintas nan berbahaya untuk melunasi atau mengurangi utang KPR Anda.
Di luar dari itu, coba Anda gali juga beberapa alternatif pengeluaran yang bisa dipangkas, yang antara lain :
1. Gali sumber dana dari penghematan
Dengan mengurangi uang rokok dari 2 bungkus per hari, di mana perbungkusnya Rp 10 ribu menjadi hanya 1 bungkus, Anda bisa menghemat Rp 300 ribu per bulan.
Jika Anda mau menggunakan kendaraan umum 10 hari saja dari 25 hari kerja Anda menggunakan mobil pribadi, maka Anda bisa menghemat BBM paling tidak Rp 100-200 ribu per bulannya.
Begitupun dengan langganan Koran, HP dll yang menjadi kebutuhan harian Anda, yang biaya rutin bulanannya bisa Anda pangkas menjadi setengahnya.
2. Penghentian sementara biaya kesenangan
Jika makan di restoran bersama keluarga Anda lakukan tiap bulan, mengapa tidak menjadikannya 2 bulan sekali. Atau Anda menghentikan biaya langganan TV kabel Anda yang merupakan biaya hiburan Anda.
Intinya, menunda kesenangan konsumtif dan mencari kesenangan yang produktif alias menghasilkan uang, misalnya menjual keahlian dari hobi Anda.
3. Likuidasi aset konsumtif
Jika Anda mendapatkan barang-barang dengan cara membelinya lewat kartu kredit, coba Anda cek kembali, apakah barang-barang tersebut masih sangat Anda butuhkan atau bisa Anda jual untuk mengurangi utang KPR Anda.
Di luar dari itu semua, memiliki dan melihat sebuah permasalahan dari akar masalahnya bukan tambal sulam adalah langkah bijak dari kehidupan Anda.
Selamat menyelesaikan utang KPR Anda, bukan dengan kartu kredit!
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected] SMS 0815 1999 4916.