REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kuliner Tanah Air William Wongso mengatakan saat ini sulit mencari ahli masak atau koki masakan Indonesia. "Contohnya kalau kedutaan besar kita mencari koki masakan Indonesia, sulit sekali menemukannya. Kondisi ini berbeda dengan masakan dari negara lain," ujar William dalam acara "Pesona Rendang Nusantara: Mengenal Lebih Dekat Cita Rasa Rendang Indonesia" yang diselenggarakan Universitas Podomoro di Jakarta, Jumat (13/7).
Kondisi itu berbeda dengan negara lain yang mudah mendapatkan koki. Contohnya, masakan Korea Selatan. William menceritakan saat lowongan koki dibuka oleh Kedutaan Besar Korsel, yang melamar lebih dari 20 orang, yang mana sebagian besar adalah anak muda.
Oleh karena itu, perlu ada upaya agar generasi muda tertarik untuk mempelajari makanan Indonesia. "Semua senang dengan makanan Indonesia, terutama rendang, tapi sayangnya restoran Indonesia di luar negeri tidak banyak. Berbeda dengan masakan Vietnam, yang jumlahnya mencapai 5.000 restoran di seluruh dunia," katanya.
Rendang adalah makanan khas Sumatra Barat yang dimasak dengan cara ungkep di api kecil.
Selain itu, sulit juga mendapatkan bahan-bahan makanan yang asli dari Tanah Air. Menurut dia, perlu upaya dari pemerintah agar bahan baku makanan Indonesia bisa tersebar di seluruh dunia.
Dekan Fakultas Sosial Universitas Podomoro, Dea Prasetyawati, mengatakan acara itu bertujuan menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas kuliah yang diberikan. "Proses belajar seperti itu, memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk dapat bekerja sama dengan mahasiswa lainnya," kata Dea.
Dea menjelaskan berupaya terus melestarikan kekayaan budaya nasional. Salah satunya melalui kepedulian dalam melestarikan cita rasa rendang.
"Kami sebagai institusi pendidikan berupaya, ikut melestarikan cita rasa rendang, sebagai salah satu kekayaan gastronomi Indonesia," kata Dea.