Senin 12 Nov 2018 16:31 WIB

McDonald's Indonesia tidak Lagi Sediakan Sedotan

Sedotan merupakan salah satu sampah yang paling sulit diolah kembali.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Sedotan plastik, salah satu penyumbang polutan terbesar di dunia.
Foto: EPA
Sedotan plastik, salah satu penyumbang polutan terbesar di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- McDonald's Indonesia memutuskan menghilangkan dispenser sedotan plastik. Pelanggan tidak akan dapat menggunakan sedotan sekali pakai di 189 gerai yang ada di Indonesia.

"Gerakan ini merupakan langkah awal mengurangi sampah plastik, sehingga bisa berkontribusi untuk mengurangi jumlah sampah di dunia," ujar Associate Director of Communications McDonald’s Indonesi Sutji Lantyka dalam acara Inisiasi Gerakan #Mulaitanpasedotan, Senin (12/11).

Baca Juga

Sutji  menjelaskan, latar belakang dicetuskannya gerakan tersebut berangkat dari keprihatinan McDonald's Indonesia terhadap produksi sampah yang terus meningkat. Salah satu sampah yang paling banyak dan sulit diolah kembali merupakan plastik.

Sedotan merupakan sampah plastik yang cukup banyak ditemukan. Kalau terus didiamkan, makan sampah plastik yang dihasilkan dari sedotan akan terus menumpuk dan tidak bisa diuraikan. Hal yang paling mengkhawatirkan merupakan dampak lingkungan yang diberikan.

"Kita edukasi konsumen pelan-pelan. Gerakan ini sudah kita kampanyekan sejak minggu lalu, dan mulai hari ini seluruh gerai McDonald’s tidak menyediakan sedotan," ujar Sutji.

Dengan inisiasi ini, diharapkan  McDonald’s Indonesia bisa mengurangi produksi sampah harian hingga 30 persen. Berikutnya gerakan ini akan melebar ke banyak hal yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan.

Namun, Sutji menegaskan, hal yang paling penting adalah mengedukasi konsumen untuk lebih bijak dalam menggunakan plastik sekali pakai. Nantinya kebiasaan ini bisa menular dan melahirkan sebuah perubahan yang berarti untuk pelestarian lingkungan.

McDonald's Indonesia juga berkomitmen untuk terus meningkatkan keberlanjutan semua kemasan yang digunakan untuk mencapai tujuan global McDonald's. Rencananya 100 persen perlengkapan yang digunakan oleh konsumen terbuat dari bahan-bahan yang ramah lingkungan, dapat didaur ulang, atau bersertifikasi pada tahun 2025 dan mendaur ulang perlengkapan makan konsumen di 100 persen restoran McDonald’s secara global.

McDonald’s memahami, peraturan lingkungan, daur ulang, dan perilaku konsumen bervariasi dari kota ke kota dan negara ke negara. McDonald's berencana untuk ambil bagian dari solusi dan membantu memberikan pengaruh untuk perubahan lingkungan ke arah yang lebih baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement