Kamis 23 Jan 2020 01:11 WIB

Kuliner Bali Semakin Diminati Wisatawan

Kuliner khas Bali semakin diminati masyarakat lokal dan wisatawan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Beragam makanan khas Bali dan Taliwang. Kuliner khas Bali semakin diminati masyarakat lokal dan wisatawan. Ilustrasi.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Beragam makanan khas Bali dan Taliwang. Kuliner khas Bali semakin diminati masyarakat lokal dan wisatawan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kuliner khas Bali semakin diminati masyarakat lokal dan wisatawan yang berlibur di Pulau Dewata. Ini karena mereka ingin mencicipi makanan yang menjadi kenangan tersendiri saat berwisata.

"Saat ini semua daerah ingin menampilkan khas kulinernya, mulai dari makanan ringan seperti jajan (kue) hingga makanan lainnya. Karena itulah kami tertarik membuka kuliner khas Bali," kata pemilik Kedai Kemu-Lan, Jero Mangku Ketut Suryadi saat membuka kedai di kawasan Jalan Gatot Subroto Tengah, Kota Denpasar, Rabu (22/1).

Baca Juga

Ia mengatakan dengan dibukanya kedai yang menyediakan makanan khas Bali, seperti nasi campur ayam, betutu ayam dan menu pilihan lainnya, diharapkan masyarakat dapat memilih sesuai dengan selera yang diinginkan. "Dengan kuliner khas Bali ini, warga maupun wisatawan yang berlibur di Bali bisa menikmati makan tersebut. Jadi ada pilihan sesuai dengan selera pengunjung," ujarnya.

Mangku Suryadi mengatakan seiring berkembangnya masyarakat Kota Denpasar dan pesatnya pariwisata Bali menjadikan tumbuhnya usaha ekonomi masyarakat. Termasuk juga semakin banyaknya warga membuka warung-warung atau kedai.

"Karena itulah kami mencoba ikut mengais rezeki lewat membuka kedai tersebut, dengan harapan ada pilihan masyarakat dalam mencari kuliner khas Bali," ucapnya. Menurut Mangku Suryadi kedai ini juga menyediakan minuman kelapa muda bakar termasuk juga minuman kesehatan seperti minuman kunyit.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement