Senin 05 Feb 2018 15:45 WIB

Lingkungan Bisa Dorong Anak Berbuat Keji

Kasus kekejian yang dilakukan oleh anak murid terhadap gurunya terjadi di Sampang.

Sianit Sinta menujukkan foto mendiang suaminya Ahmad Budi Cahyanto guru SMAN 1 Torjun yang tewas dipukul siswanya sendiri, di Desa Tanggumung, Sampang, Jawa Timur, Sabtu (3/2).
Foto: Antara
Sianit Sinta menujukkan foto mendiang suaminya Ahmad Budi Cahyanto guru SMAN 1 Torjun yang tewas dipukul siswanya sendiri, di Desa Tanggumung, Sampang, Jawa Timur, Sabtu (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, latar belakang lingkungan yang tidak kondusif dapat mengakibatkan anak berperilaku keji. "Kadang ada latar belakang lingkungan yang tidak kondusif yang menjerumuskan mereka pada perilaku tidak terpuji," kata Seto Mulyadi usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/2).

Seto Mulyadi yang akrab dengan panggilan Kak Seto mengungkapkan hal itu menanggapi adanya kasus seorang siswa sebuah sekolah di Sampang, Madura, Jawa Timur yang melakukan penganiayaan terhadap gurunya yang berujung kematian sang guru. Seto menyebutkan terkait dengan kasus itu, dirinya sudah menulis artikel dan mengirim ke salah satu media nasional.

"Mudah-mudahan besok bisa dimuat, judulnya Siswa Keji Haruskah Hukuman Mati," katanya.

Ia menyebutkan, Indonesia sudah memiliki peraturan perundangan untuk menangani kasus itu. "Kasus itu memang mengguncang emosi kita, itu bisa dimaklumi. Tapi mohon ada peraturan perundangan yang harus ditaati," katanya.

Sebelumnya seorang guru di Sampang, Madura bernama Ahmad Budi Cahyanto meninggal pada Kamis (1/2) malam setelah dianiaya oleh siswanya sendiri yang bernama MH di sekolah pada sore harinya. Usai aksi penganiayaan, Budi sempat pulang dan mengeluh lehernya sakit.

Dia sempat dilarikan di rumah sakit Sampang hingga ke RSU dr Soetomo Surabaya. Sang guru meninggal disebut akibat mati batang otak.

Ayah Ahmad Budi Cahyanto (27), guru honorer di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur, M. Satuman Ashari (53) mengaku ikhlas atas kematian anaknya yang dianiaya oleh MH, muridnya sendiri. Meskipun begitu, Satuman menuntut  MH tetap dijerat hukum seadil-adilnya.

"Secara pribadi, ini proses takdir anak saya. Tapi, kalau ada kaitannya dengan hukum, maka kami mohon dengan hormat untuk memberikan hukuman seadil-adilnya, sesuai dengan fakta hukum, pasal berapa yang menjerat hingga mengalami korban meninggal dunia. Kami minta kepada pihak sekolah untuk mem-back up penuh terkait persoalan ini," kata Satuman, Jumat (2/2).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement