Senin 02 Oct 2017 12:47 WIB

ITdBI Jadi Suksesor Penyelenggaraan Event di Banyuwangi

Ajang International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI).
Foto: Pemkab Banyuwangi
Ajang International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI - International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 sukses digelar. Sebanyak 19 tim dari 29 negara sukses 'melahap' 533 kilometer yang terbagi dalam 4 etape, yang di tiap etapenya mengangkat kekayaan budaya masyarakat lokal. 

Kini nama Banyuwangi kian berkibar kemana-mana. Bupati Banyuwangi Azwar Anas mengatakan dampak ekonominya pun sangat positif.
 
"Ini (ITdBI) bagian kecil dari penyelenggaraan keseluruhan event di Banyuwangi. Bagi kami Banyuwangi harus membuat banyak event agar semakin banyak orang yang tahu Banyuwangi. Mudah-mudahan event ini bisa menyempurnakan event-event lainnya yang akan digelar," ujar Azwar Anas. 
 
Setelah ITdBI, di bulan Oktober Banyuwangi masih akan diisi dengan berbagai kegiatan. Sehari setelah ITdBI pada (1/10), ada 'Kebo-Keboan' yang berlangsung di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. 
 
Ritual Kebo-Keboan adalah tradisi kuno sejak masa kerajaan Blambangan yang terus dilestarikan dan diagungkan masyarakat Alasmalang. Sebuah ritual yang mensyukuri karunia Tuhan atas tanah yang subur dan indah serta panen yang melimpah. 
 
Kemudian pada 6-7 Oktober mendatang akan ada Jazz Ijen Summer yang menghadirkan berbagai penyanyi nasional dan internasional. Setelah itu, ada ribuan penari yang akan menari Gandrung pada 8 Oktober di Pantai Boom Banyuwangi. 
 
Melalui event-event itu pula menjadikan konsolidasi di masyarakat dan pemerintahan semakin terbangun. Hasilnya pun sudah mulai dapat dirasakan. Kemiskinan di Banyuwangi yang dulu mencapai 24 persen kini turun drastis tinggal 8,17 persen. Begitu juga dengan pengangguran terbuka yang dulunya mencapai 6 persen kini tinggal 2,55 persen. 
 
"Income per kapita di hitungan lama sebesar Rp 16 juta per orang per tahun jauh di bawah Jember, Malang dan sebagainya. Tapi sekarang Alhamdulillah, Banyuwangi walau tanpa mall, income per kapitanya menyalip jauh hingga Rp 41,6 juta orang per tahun," ujar Azwar Anas.  
 
Begitu juga dengan Gini Rasio di Banyuwangi juga turun. Jika dulu tidak ada penerbangan, tapi saat ini dengan dukungan dari pemerintah provinsi Jawa Timur terdapat enam penerbangan dalam satu hari. Dan mulai bulan depan Bandara Blimbingsari akan dikelola oleh Angkasa Pura sehingga dengam demikian pelayanan akan semakin baik. "Dan di tahun 2018 penerbangan internasional akan terlaksana di Banyuwangi," kata Bupati. 
 
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang diwakili Asisten Deputi Segmen Bisnis dan Pemerintah kementerian Pariwisata, Tazbir mengatakan, apa yang dilakukan Azwar Anas dalam membangun pariwisata di Banyuwangi sangat luar biasa. Ia menyebut Banyuwangi sebagai model sukses dari penyelenggaraan event-event di Indonesia. 
 
Ia menyebutkan, menyelenggarakan 70 event lebih dalam satu tahun bukanlah hal mudah. Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari kepala daerahnya untuk merangkul dan mengajak seluruh stakeholder terkait. 
 
"Banyuwangi telah membuktikannya. Ini yang akan menjadi model nasional," kata Tazbir. 
 
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengucapkan selamat atas keberhasilan Banyuwangi yang kembali sukses menyelenggarakan International Tour de Banyuwangi Ijen 2017. Menurutnya Kementerian Pariwisata sangat membutuhkan event-event yang dapat menjadi magnet pariwisata. 
 
"Banyuwangi dengan event-eventnya harus bisa menjadi magnet yang besar untuk pariwisata Indonesia," ujar Menpar Arief Yahya. 
 
Melalui pariwisata, ujar Menpar, Banyuwangi dapat berkembang dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Seperti data-data yang telah diungkapkan Bupati di atas sebelumnya. 
 

sumber : Kemenpar
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement