REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepertinya tidak seorang pun yang tidak pernah punya utang. Bahkan ketika masih bersekolah alias belum berpenghasilan.
Misalnya saja, saat Anda kelupaan membawa uang jajan ke sekolah, Anda terpaksa pinjam teman. Kemudian Anda membayarnya keesokan harinya.
Apalagi ketika sudah bekerja dan punya penghasilan, pasti Anda akrab sekali dengan yang namanya utang, kredit, pinjaman, kasbon, atau apa punlah namanya. Malah ada anekdot, "tak punya utang tak semangat kerja."
Namun apakah Anda sendiri pernah berkaca seberapa besar Anda perlu berutang? Apa memang keadaan arus kas tidak memungkinkan, atau karena Anda sayang saja membeli sesuatu dengan kontan atau justru Anda memanfaatkan utang untuk menaikkan nilai aset Anda?