REPUBLIKA.CO.ID, Angka inflasi biaya pendidikan biasanya di atas angka inflasi umum dan bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain. Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Diana Sandjaja, CFP, mengatakan cara menghitungnya mudah saja, tinggal kita perhatikan rata-rata kenaikan biaya disekolah yang menjadi incaran dari tahun ke tahun.
“Bila sudah ada angka inflasinya, coba hitung dengan rumus future value sehingga target dana yang harus dimiliki pada saat si kecil memasuki jenjang pendidikan tersebut dapat diketahui,” ujarnya, Rabu (20/5).
Sebagai ilustrasi, bila saat ini usia si kecil adalah nol tahun, maka ia akan melewati jenjang TK-SD-SMP-SMA dan perguruan tinggi berturut-turut pada 4, 6, 12, 15 dan 18 tahun kemudian. Jika biaya masuk jenjang SD saat ini adalah Rp 5 juta, maka dengan asumsi kenaikan rata-rata 10 persen tiap tahun, diperkirakan biaya masuk SD enam tahun lagi menjadi Rp 8,8 juta. Atau dengan kata lain, Anda harus memiliki dana sebesar Rp 8,8 juta enam tahun lagi jika ingin menyekolahkan si kecil di sekolah tersebut.
Jika orang tua ingin mengumpulkan dana sejak saat ini, maka diperlukan hanya Rp 80 ribu per bulan selama enam tahun untuk di investasikan pada instrumen yang dapat memberikan hasil 15 persen per tahun.
“Orang tua yang bijaksana tentunya sudah bisa memprediksi kapan anak akan melewati setiap jenjang pendidikan dan mempersiapkan dananya jauh-jauh hari agar lebih terjangkau untuk disiapkan, dibandingkan kelimpungan pada saat dibutuhkan yang merisikokan masa depan pendidikan si buah hati,” ujar Diana.