Jumat 16 Oct 2015 00:08 WIB

Tips Memenuhi Kebutuhan Makanan saat Menghadapi Kondisi Survival (1)

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Julkifli Marbun
ilustrasi
Foto: MGROL44
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah Anda membayangkan hidup di tengah hutan belantara berhari-hari? Jauh dari permukiman penduduk, tanpa makanan enak apalagi kasur yang empuk.

Celakanya lagi, tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan Anda, sehingga pertolongan pun tidak dapat diprediksi kapan akan tiba. Kondisi di atas tidak mustahil dialami manusia, bahkan di zaman yang sudah canggih seperti sekarang sekalipun.

Oleh karenannya, sebelum terjun ke alam bebas, tidak ada salahnya membekali diri dengan pengetahuan ‘jungle survival’ alias teknik bertahan hidup di hutan. Secara istilah, survival berarti keadaan tidak menentu yang dihadapi satu atau sekelompok orang di daerah yang terasing dan terisolasi di hutan.

Survivor adalah sebutan bagi setiap individu yang berusaha mempertahankan hidupnya pada kondisi semacam itu.  

Salah seorang anggota senior Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri, Sony Takari menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya keadaan survival pada manusia. Yang pertama adalah faktor objektif, yaitu kondisi darurat yang muncul dari luar diri survivor.

Bencana alam, kecelakaan, dan perang—yang menyebabkan orang mengungsi ke hutan-hutan—adalah beberapa contoh yang masuk dalam kategori ini.

Selanjutnya, faktor yang kedua disebut faktor subjektif yakni kondisi survival yang datang dari dalam diri manusia itu sendiri.

“Misalnya karena tersesat dan keterbatasan pengalaman individu yang bersangkutan,” kata Sony saat dihubungi Republika Online, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, ada beberapa kebutuhan dasar yang harus dipenuhi ketika berada dalam kondisi survival. Di antaranya adalah tempat berlindung, air, makanan, dan api.

Selama survival, kata dia, makanan yang biasa dikonsumsi di rumah seperti nasi goreng, opor ayam, soto daging, dan sebagainya jelas sangat mustahil untuk didapat.  Survivor tidak memiliki pilihan lain untuk dimakan selain tanaman yang ada di hutan. Masalahnya, kata Sony, tidak semua tanaman yang ada di hutan yang bisa dimakan.

“Karenanya, para survivor harus bisa membedakan mana tumbuhan yang boleh masuk ke dalam tubuh dan mana yang tidak,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement