Senin 13 May 2019 10:35 WIB

Tips Atur Uang Agar tak Boros Bukber Saat Ramadhan

Ramadhan seharusnya menjadi momen setiap Muslim belajar menahan diri

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Sering makan di restoran saat buka bersama bisa membuat pengeluaran membengkak. ilustrasi
Sering makan di restoran saat buka bersama bisa membuat pengeluaran membengkak. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan seharusnya menjadi momen untuk setiap Muslim belajar menahan diri dari segala kebutuhan harian yang berlebihan. Momen ini pun bisa menjadi langkah untuk belajar menghemat pengeluaran karena banyak hal yang terpotong, seperti biaya makanan.

Perencana keuangan Melvin Mumpuni menjelaskan waktu makan memang terpotong dengan melaksanakan puasa namun bukan berarti pengeluaran untuk makan berkurang. Ketika Ramadhan, banyak Muslim yang memilih buka bersama (bukber) di luar rumah sehingga bisa membebani anggaran harian.

Baca Juga

"Memang makannya berkurang, tapi pas buka puasanya bisa jadi khilaf. Makannya makin banyak atau makan buat buka bersamanya makin banyak," kata Melvin.

Jika dalam bulan-bulan biasa orang menargetkan makan di luar sebanyak tiga atau empat kali sebulan, saat Ramadhan intensitas itu bertambah. Apalagi ketika ditambah dengan godaan penawaran potongan harga di pusat perbelanjaan selama Ramadhan.

Padahal, potongan harga tersebut akan sering muncul pada momen lainnya. Hal tersebut yang akhirnya membuat arus kas pada bulan Ramadhan justru membengkak.

Terkadang orang mau merogoh kocek berlebih untuk makan di luar karena melihat ada uang tambahan di akhir Ramadhan yakni Tunjangan Hari Raya (THR). Padahal, dana tambahan ini dibayang-bayangi kebutuhan lain yang perlu dipenuhi seperti biaya mudik dan keperluan Idul Fitri.

"Kalau gaji lima lalu dapat THR lima artinya dapat 10. Lebih baik sisihkan yang penting di depan," ujar pendiri aplikasi Finansialku ini.

Hal yang terpenting untuk mengatur arus kas tetap sehat di Ramadhan dengan menetapkan anggaran sejak awal. "Yang pertama itu harus menentukan anggaran dulu. Jadi buat saja anggaran, kalau tidak mau repot bisa pakai aplikasi Finansialku," ujar Melvin.

Pengaturan anggaran harus disesuaikan dengan prioritas. Setiap orang memiliki prioritas masing-masing sehingga Melvin tidak bisa mematok prioritas apa yang bisa diberikan pada orang.

Ketika seseorang merasa prioritasnya memenuhi gaya hidup seperti makan di luar terus-menerus, Melvin mengatakan, itu tidak apa. Akan tetapi Melvin mengingatkan persiapan yang dilakukan saat ini menentukan masa depan, termasuk mengatur prioritas untuk arus kas keuangan.

"Kalau pegang anggaran kita akan tahu maksimal buat makan di luar berapa, dan pas makan mengerti anggaran berapa. Dengan demikian makan tetap enjoy dan keuangan tetap jalan," katanya.

Melvin menjelaskan menyusun skala prioritas untuk arus keuangan yang ideal sebenarnya bisa saja. Contohnya mendahulukan untuk membayar pajak dan zakat. Kemudian mengalokasikan untuk tabungan dan investasi, melunasi hutang dan cicilan, dan terakhir baru alokasikan untuk pengeluaran rutin rumah tangga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement