Setiap orang akan menjalani fase kehidupan berumahtangga alias menikah. Memiliki istri atau suami dan anak-anak. Bagi pasangan yang baru mengikat janji sehidup semati, pasti lagi mereguk manisnya pernikahan.
Pasca menikah, momen indah tengah dirajut melalui bulan madu. Mengurus kepindahan ke rumah baru untuk memulai hidup berdua dalam satu atap. Ah indahnya... Eits tapi jangan terlalu lama senang-senangnya.
Anda dan pasangan harus buka mata bahwa kalian akan memasuki kehidupan sesungguhnya. Karena membangun rumahtangga tidak mudah. Akan banyak kerikil yang menghalangi perjalanan pernikahan, salah satunya dari segi ekonomi atau keuangan.
Oleh karena itu, penting bagi Anda dan pasangan untuk mulai mengatur keuangan. Sebab mengatur keuangan saat masih single dengan sudah berkeluarga tentu berbeda. Di mana pengeluaran untuk berdua, sementara pemasukan bisa saja hanya berasal dari satu sumber, seperti hanya dari suami. Sedangkan istri tidak bekerja.
Berikut cara mengatur keuangan bagi Anda yang baru saja menikah:
Baca Juga: Pasangan Muda yang Baru Menikah, Penting Banget Punya Asuransi dan Investasi Ini
1. Mencatat pemasukan dan pengeluaran
Mencatat pemasukan dan pengeluaran secara detail
Cara pertama dalam mengatur keuangan adalah mencatat pendapatan dan pengeluaran bulanan. Berapa pemasukan Anda setiap bulan. Jika pasangan Anda bekerja, jumlahkan dengan penghasilan Anda.
Kemudian buat daftar pengeluaran atau belanja selama sebulan. Apa saja yang menjadi prioritas yang harus dipenuhi. Ingat, utamakan kebutuhan pokok, bukan keinginan. Misalnya saja, untuk sewa rumah atau membayar cicilan KPR; bayar tagihan listrik, air, dan telepon; membayar tagihan kartu kredit atau Kredit Tanpa Agunan (KTA), membeli sembako, dan kebutuhan lainnya.
Dengan mencatat pengeluaran dengan detail, Anda dan pasangan akan tahu berapa jumlah perkiraan belanja yang harus dikeluarkan di bulan tersebut. Apakah seimbang dengan pemasukan atau justru malah sebaliknya, lebih besar pengeluaran.
Jika lebih besar perkiraan anggaran pengeluaran atau belanja, Anda dapat memangkas belanja tidak perlu atau tidak begitu penting. Pastikan agar tidak lebih besar pasar daripada tiang, karena tujuan membuat catatan ini adalah agar Anda tidak boros.
2. Jangan lupa sisihkan untuk dana darurat dan investasi
Sisihkan uang untuk dana darurat dan investasi
Dalam perencanaan atau mengatur keuangan, pos anggaran dana darurat dan tabungan menjadi hal krusial. Anda dan pasangan wajib menyisihkan 10-20% dari gaji untuk dana darurat dan investasi.
Dana darurat sangat penting bila sewaktu-waktu Anda butuh uang mendesak, misalnya untuk biaya berobat ketika sakit, memenuhi kebutuhan ketika Anda kena PHK dan belum mendapatkan pekerjaan, atau kondisi lainnya.
Sementara investasi juga sesuatu yang perlu Anda pikirkan sedari sekarang demi masa depan finansial yang lebih baik. Investasikan duit di instrumen yang memberikan imbal hasil besar, seperti investasi saham, investasi emas, reksadana, atau yang lagi tren di fintech peer to peer (p2p) lending.
3. Tabungan Hari Tua atau tabungan pensiun juga penting
Penting juga menyiapkan tabungan pensiun
Anda dan pasangan perlu juga loh punya tabungan pensiun. Masukkan pos anggaran tabungan pensiun dalam perencanaan keuangan Anda. Menyisihkan uang dari gaji bulanan untuk tabungan pensiun supaya tidak nelangsa di hari tua.
Ingat, mempersiapkan dana pensiun harus dilakukan dalam jangka panjang. Misalnya usia Anda saat ini 30 tahun, dan rencana pensiun di usia 50 tahun, berarti investasi ini dijalankan selama 20 tahun.
Baca Juga: Jangan Sepelekan, Masalah Keuangan Ini Bisa Bikin Rumah Tangga Berantakan
4. Penuhi kebutuhan bukan keinginan
Penuhi kebutuhan bukan keinginan
Dalam mengatur keuangan, Anda dan pasangan perlu tegas memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Kalau menuruti keinginan, tidak akan ada habisnya. Misalnya ingin ganti smartphone terbaru, padahal itu bukanlah kebutuhan utama karena sifatnya masih bisa ditunda.
Jika lebih mementikan keinginan dibanding kebutuhan, Anda akan terseret pada pengeluaran yang tidak produktif. Sifatnya serba konsumtif. Buang-buang uang untuk barang-barang tidak penting. Kecuali misalnya ponsel yang lama sudah rusak, sementara ponsel ini untuk mendukung pekerjaan Anda, barulah ponsel tersebut dikategorikan sebagai kebutuhan.
5. Percaya dan terbuka terhadap pasangan soal keuangan
Percaya dan terbuka dengan pasangan soal keuangan
Begitu sudah menapaki bahtera rumahtangga, dalam hal apapun pasangan harus terbuka dan saling percaya. Termasuk juga untuk urusan keuangan. Berapa gaji masing-masing, untuk apa saja penggunaan keuangan, berapa utang masing-masing (jika punya utang).
Jangan sampai hal ini disembunyikan dari pasangan Anda. Perlu diketahui, masalah keuangan yang tidak berlandaskan transparansi atau keterbukaan dapat memicu perceraian. Tidak mau kan hal itu sampai terjadi kepada Anda? Jadi apapun kondisi dan masalah keuangan Anda dan pasangan, bicarakan berdua dan cari solusinya.
Mengatur Keuangan Bersama Bisa Bikin Tambah Romantis
Selain menghindari pemborosan, mengatur keuangan bersama pasangan juga dapat menambah keromantisan dan keharmonisan. Karena saat merencanakan keuangan ini, Anda dan pasangan akan saling berkomunikasi, di mana biasanya disisipi gurauan atau candaan yang bikin suasana happy.
Baca Juga: Nikah Yuk! Ini 11 Rincian Biaya Nikah yang Perlu Disiapkan Milenial