REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih sebagai tujuan wisata halal terfavorit dalam Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018. Penghargaan ini diterima Wakil Gubernur NTB 2018 Sitti Rohmi Djalilah dan diserahkan Agoosh Yoosran sebagai Direktur Utama Republika.
Dalam voting yang digelar Republika selama sepekan (30 Oktober-5 November 2018), NTB menyisihkan 13 provinsi lainnya yang masuk kategori tujuan wisata halal.
Dari total suara masuk, voting untuk NTB mencapai 38 persen, disusul Aceh (27 persen), dan Sumatra Barat (23 persen).
Provinsi-provinsi yang tercatat dalam "Voting Destinasi Halal Terfavorit" lainnya adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatra Utara, Riau-Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Banten, dan Sumatra Selatan.
Perolehan suara Destinasi Halal Terfavorit ini tercatat ketat sejak voting digelar. Pada awalnya beberapa provinsi bersaing ketat, yakni Sumatra Barat, Aceh, NTB, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Menjelang penutupan voting, tiga provinsi melaju dalam perolehan suara (NTB, Sumbar, dan Aceh).
Pada hari terakhir penutupan voting, pemilih NTB semakin banyak dan tidak terkejar sampai voting ditutup pada 5 November pukul 00.00. NTB pun meraih ASR 2018 kategori "Destinasi Halal Terfavorit".
Kategori tujuan destinasi halal terfavorit baru pertama kali diadakan pada ASR tahun ini. Dewan Juri menggelar voting di situs berita Republika.co.id selama sepekan untuk menentukan suara terbanyak tujuan wisata halal terfavorit.
Industri wisata ramah Muslim dan halal semakin berkembang pesat di Indonesia. Wisatawan semakin peduli dan kritis dengan standar-standar pelayanan, fasilitas, hingga kemudahan akses beribadah di tempat wisata.
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi mengatakan Republika secara rutin menggelar Anugerah Syariah setiap tahunnya. ASR pertama, kata Irfan, digelar pada 2017 lalu di Jakarta dan mendapat respons positif dari pelaku industri syariah.
Irfan berharap dengan diselenggarakannya acara-acara seperti ASR ini akan berkontribusi positif bagi kemajuan ekonomi syariah di Tanah Air. Jangkauan, aset, pangsa pasar, hingga kontribusi ekonomi syariah, jelas Irfan, bisa lebih luas dan turun ke bawah.
Industri halal pun diharapkan bisa melaju dengan cepat di mana Indonesia tidak hanya menjadi penonton tetapi juga pemain.
Menurut Irfan, Indonesia memiliki semua potensi untuk memajukan industri halal baik dari sektor pariwisata, makanan, fashion, kosmetik, hingga ekonomi kreatif.
Ketua ASR 2018 Elba Damhuri mengatakan kategori destinasi wisata halal memang baru digelar pada tahun ini. Setahun sebelumnya, ASR 2017 fokus pada penghargaan untuk pelaku industri keuangan syariah.
Penghargaan itu meliputi perbankan, keuangan nonperbankan, industri asuransi, industri mikro-makro, financial technology (fintech), multifinance, dan tokoh syariah. Selain tujuan wisata halal, lembaga filantropi pun mendapat penghargaan pada ASR tahun ini.
Penambahan dua kategori ini dilandasi pada semakin besar dan luasnya peran keduanya dalam membangun ekonomi dan kualitas manusia Indonesia.
Industri wisata, jelas Kepala Republika.co.id ini, jelas memberikan dampak langsung kepada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi makro.
"Lembaga filantropi pun telah memberdayakan perekonomian masyarakat sehingga menjadi lebih mandiri dan bermartabat," kata Elba.
Anugerah Syariah Republika (ASR) merupakan event tahunan Republika Group untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan, mengembangkan, dan memeratakan aktivitas ekonomi Islam di Indonesia. ASR pertama kali digelar pada 2017 dan tahun ini merupakan yang kedua kalinya.
ASR memberikan penghargaan kepada seluruh perusahaan pada industri keuangan syariah, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, multifinance syariah, hingga financial technology (fintech) syariah. ASR memberikan penghargaan tokoh ekonomi syariah untuk sosok-sosok yang memiliki kontribusi besar dalam seluruh aspek ekonomi Islam.