REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Minangkabau Festival yang akan digelar pada 30 April hingga 2 Mei 2015 oleh Dinas Pariwista dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Sumatera Barat bersama Dekranasda setempat, hanya akan difokuskan pada bidang fashion.
"Awalnya, cakupan acara ini luas, termasuk kuliner Minang yang telah terkenal kelezatannya. Tetapi karena keterbatasan tempat, rencana tersebut terpaksa dibatalkan dan hanya difokuskan pada fashion," kata Ketua Dekranasda Sumatera Barat (Sumbar), Ny. Nevi Irwan Prayitno di Padang, Rabu.
Meski hanya difokuskan pada fashion, tetapi dia optimis kegiatan itu akan memberikan kontribusi positif, terutama pada perkembangan industri kreatif di Sumbar.
"Kami yakin, acara ini akan mendorong tumbuhnya desainer-desainer muda dari Sumbar yang mampu berkompetisi di tingkat nasional dan internasional," ujarnya.
Kepala Dinas Parekraf Sumbar, Burhasman mengatakan, Minangkabau Festival juga akan menggairahkan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bersentuhan dengan bidang fashion seperti sulaman, tenun, songket, bordir, batik dan usaha kecil lainnya.
"Fashion yang akan ditampilkan bernuansa Minangkabau agar UMKM kita juga mendapatkan peluang pasar dalam acara ini," ujarnya.
Sementara Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Raizal Rais dalam kesempatan yang sama mengatakan, acara seperti Minangkabau Festival harus sering diangkat oleh pemerintah setempat karena sangat berperan dalam pengembangan dunia fashion di Sumbar.
"Saya lihat, potensi generasi muda di Sumbar dalam dunia fashion ini sangat luar biasa. Banyak tamatan SMK yang memiliki bakat yang bagus dan bisa bersaing dengan designer dari daerah lain. Ini harus didukung oleh pemerintah," katanya.
Potensi industri kerajinan yang berkaitan dengan fashion di Sumbar juga sangat banyak dan beragam.
"Kalau ini benar-benar didukung, secara tidak langsung perekonomian masyarakat Sumbar terutama yang berkaitan dengan industri kreatif akan tumbuh," pungkasnya.