Sabtu 14 Nov 2015 05:46 WIB

Ini Keuntungan dan Kerugian Menjomblo

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Jomblo (ilustrasi)
Foto: catchsmile.com
Jomblo (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Seorang kontributor majalah Forbes di AS, Alyson Krueger, menuliskan pengalamannya menjalani hidup sebagai wanita karir lajang.

Alyson menemukan betapa banyak orang, baik laki-laki atau perempuan, yang sampai rela mencari jodoh lewat situs online.

Alyson menyadari, upaya pencarian jodoh memang perlu dilakukan. karena bagaimanapun, manusia tetap membutuhkan pasangan hodup.

Namun, dia berpikir bahwa hidup melajang alias jomblo tetap harus dihargai, sebagai proses dalam menemukan jodoh yang sebenarnya.

Sosiolog Universitas New York, Eric Klinenberg bahkan sempat meneliti bahwa "manusia jomblo" bisa mencapai puncak karir lebih leluasa dibanding yang telah berpasangan.

Eric menyebutkan, jomblowan atau jomblowati biasanya malah lebih mudah bergaul dibanding dengan yang sudah menikah.

Sebab, tidak mungkin dipungkiri bahwa dengan menjomblo kita bisa memiliki waktu lebih banyak untuk bersosialisasi seperti hang out, pergi ke pesta, atau bercengerama dengan sahabat lama.

Hasil studi oleh sosiolog Erin Cornwell menyatakan bahwa pasangan berusia 35 tahun ke atas bahkan memiliki waktu sangat minim untuk bersosialisasi dengan teman. Survey ini melibatkan 300 responden yang tinggal di perkotaan di AS.

Erin juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa menjadi jomblo akan memberikanw aktu lebih banyak untuk akrab dengan diri sendiri.

Bagaimana tidak, ketika lebih banyak waktu dilewati seorang diri, maka akan lebih banyak kesempatan untuk berkontemplasi.

Selain itu, Erin juga menyatakan bahwa menjomblo bisa meningkatkan kreativitas. "Banyak seniman besar yang mengakui manfaat kesendirian dalam mencari inspirasi," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement