REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pulau Kalimantan, memiliki kekayaan budaya termasuk karya tekstilnya. Salah satu produk tekstil tersebut adalah tenun Ulap Doyo. Tenun ini bisa dikatakan sebagai identitasnya Suku Dayak sebagai warisan turun temurun.
Yulita Renata, pemerhati tenun Ulap Doyo mengatakan sebagai warisan turun temurun yang membedakan tenun Ulap Doyo dengan tenun lainya karena bahan dasarnya terbuat dari serat daun asli. Ulap sendiri berarti kain, sedanhkan doyo merupakan nama daun yang sebagai bahan dasar pembuatan kain tersebut.
“Prosesnya, daun di ambil seratnya yang kemudian dipintal jadi benang dan langsung ditenun. Setelah itu dicelupkan ke pewarna alam seperti coklat yang berasal dari daun ulin dan untuk warna yang pekat dikombinasi daun seruja dan ulin,: jelas Yulita di Jakarta, Jumat (28/10).
Yulita menambahkan, saat proses menenun benang, harus hati-hati. Sedangkan saat proses penenunan harus kencang. Serta kayu pemisah antara bagian atas dan bawah bernama 'buyung' jangan sampai terlepas. Dia mengatakan, jika 'buyung' terlepas maka proses tenun harus diulang dari awal.
Selain itu, tenun Ulap Doyo juga penuh dengan prestasi. Menurut dia, tenun ini pun pernah dipakai untuk fashion show di luar negeri, dan banyak digemari oleh masyarakat Internasional. Tertutama motif hitam dan putih polos.
Perempuan yang sudah tertarik menenun sejak duduk di bangku menengah atas ini berharap, agar tenun Ulap Doyo dapat dikenal luas dan tidak berhenti sampai di sini. "Saya berharap pengrajin-pengrajinya juga bisa berkembang," ujarnya.