REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) drg Diono Susilo mengatakan bahwa kini sedang tren veneer dan kawat gigi. Padahal menurut dia tak semua orang membutuhkan proses veneer dan kawat gigi.
"Veneer merupakan tindakan memberikan lapisan luar pada gigi agar terlihat lebih putih," ujar drg. Diono saat ditemui usai konferensi pers peluncuran IDEC 2019 di Jakarta, Rabu (14/11).
Namun, ia mengingatkan mengenai risiko yang timbul pada gigi yang di-veneer, yakni gigi dalam menjadi rusak. Ia menyebut veneer itu dilakukan pada era 1990-an itu dengan memertimbangkan terdapat satu indikasi tertentu, seperti warna gigi tidak putih karena antibiotik.
Demikian pula mengenai tren kawat gigi yang juga memengaruhi pada fungsi pengunyahan. "Bila pemasangan kawat gigi tidak tepat, maka gigi akan keluar," ucap drg. Diono.
Oleh karena itu, ia mengingatkan, bahwa memperbaiki gigi atau warna jangan mengikuti tren yang ada. Akan tetapi lebih pada kondisi dan perlunya menggunakan veneer dan kawat.