Ahad 10 Feb 2019 05:07 WIB

Mikroplastik di Sekitar Kita

Mikroplastik memasuki lingkungan melalui hal-hal yang kita gunakan setiap hari.

Rep: MGROL116/ Red: Ani Nursalikah
Microbead dalam kosmetik. Microbead adalah serpihan plastik yang berdampak buruk pada lingkungan.
Foto: Complex
Microbead dalam kosmetik. Microbead adalah serpihan plastik yang berdampak buruk pada lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini penggunaan plastik masih melekat untuk berbagai keperluan. Dari penggunaan itu, terdapat mikroplastik di sekitar kita yang menjadi masalah besar karena mengganggu kesehatan.

Disiarkan di Boldsky, potongan sangat kecil dan mikroskopis dari plastik yang nyaris tidak terlihat oleh mata manusia disebut mikroplastik. Karena plastik tidak dapat dibiodegradasi, plastik terurai menjadi partikel-partikel kecil seiring waktu. Serat plastik tersebut berukuran kurang dari 0,2 inci (55 mm).

Terlepas dari penguraian plastik secara bertahap, mikroplastik ditemukan dalam pengelupasan kulit dan tabung pasta gigi dalam bentuk microbeads. Artinya, ia diproduksi sebagai besar dan kecil lalu akhirnya diubah menjadi serat mikroplastik.

Mikroplastik ditemukan di sekitar kita, di lautan, sungai, dan bahkan di tanah. Berbagai penelitian yang dilakukan pada produksi plastik mikro menegaskan serat mikroskopis dihasilkan ketika Anda mencuci bahan sintetis seperti poliester atau nilon yang biasa ditemukan di pakaian yang dikenakan.

Jadi, mikroplastik memasuki lingkungan melalui hal-hal yang kita gunakan setiap hari. Ketergantungan yang berlebihan dari dunia pada plastik berdampak buruk terhadap kerusakan lingkungan. Salah satu yang mengalami dampak buruk mikroplastik dalam kehidupan adalah laut. Kita semua tahu telah banyak dilakukan pembuangan bahan limbah ke lautan.

Kurangnya pengetahuan tentang stabilitas dan keseimbangan lingkungan menghasilkan penurunan kualitas hidup secara bertahap namun pasti. Para peneliti menemukan sekitar 114 spesies kehidupan laut terkontaminasi mikroplastik. Artinya, serat-serat kecil dan serpihan plastik telah tersebar ke dalam air tawar dan laut.

Laporan telah mengungkapkan, setiap tahun, lima hingga 14 juta ton limbah dibuang ke lautan yang kemudian dipecah menjadi bagian-bagian kecil seiring waktu dan pada akhirnya dikonsumsi ikan, bivalvia, plankton, dan bahkan mamalia seperti paus. Setiap tahun, jumlah plastik yang digunakan terus mengalami peningkatan dan sekarang telah menjadi bagian dari makanan yang kita konsumsi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement