Selasa 26 Feb 2019 21:35 WIB

Islamic Book Fair 2019 Siap Digelar

IBF 2019 diikuti 213 penerbit , 48 ribu judul buku dan 3,6 juta eksemplar buku.

Persiapan IBF 2019. Pekerja menata buku-buku yang akan di jual dalam acara Islamic Book Fair 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (26/2).
Foto: Republika/Prayogi
Persiapan IBF 2019. Pekerja menata buku-buku yang akan di jual dalam acara Islamic Book Fair 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pameran Buku Islam atau Islamic Book Fair (IBF) ke-18 tahun 2019 siap digelar. Pameran tahunan terbesar buku Islam itu diadakan di Hall A dan B  Jakarta Convention Center (JCC)  Senayan Jakarta selama lima hari, 27 Februari 2019 sampai 3 Maret 2019.

“Islamic Book Fair 2019 siap digelar. Persiapan pameran sudah 100 persen. IBF 2019  akan dibuka hari Rabu (27/2) oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB, Syafruddin. Pameran akan berlangsung hingga hari Ahad (3/3/2019),” kata Ketua Panitia Islamic Book Fair (IBF) 2019, Anis Baswedan dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/2).

Anis menambahkan, IBF 2019  mengusung tema  “Literasi Islam untuk Kejayaan Bangsa”. IBF 2019  diikuti  213 penerbit buku dari  Indonesia maupun mancanegara dengan 48.250 judul dan 3,6 juta eksemplar buku. “Penerbit luar negeri berasal dari Mesir, Arab Saudi ada, Malaysia, Brunei Darussalam, Turki," kata Anis.

Ada banyak mata acara selama  IBF berlangsung.  Salah satunya adalah pemberian pengharaan Islamic Book (IB) Award untuk buku terbaik, tokoh penulis legendaris, dan Tokoh Perbukuan Islam.

IB Award untuk karya terbaik mencakup buku Islam kategori fiksi dewasa;  buku Islam kategori nonfiksi dewasa; buku Islam kategori fiksi anak;  buku Islam kategori nonfiksi anak;  buku Islam kategori terjemahan terbaik;  buku Islam kategori sampul terbaik;  buku Islam kategori ilustrasi terbaik; dan kategori lifetime achievement;  serta tokoh perbukuan Islam. “Adapun penghargaan untuk penulis legendaris atau lifetime achievement  diberikan kepada tokoh  yang sudah berkontribusi besar dalam memajukan dan mencerdaskan masyarakat melalui buku,” ujarnya.

Anis menyebutkan, IBF 2019 mengangkat konsep Wisata Literasi. Pasalnya, banyak pengunjung yang tidak hanya datang untuk mencari buku, tapi juga sekalian berwisata. “Selain membeli buku, pengunjung juga bisa mengikuti kegiatan bedah buku, book signing, seminar, talkshow, dan kegiatan lainnya.  Tersedia pula Kids Zone yang bisa dimanfaatkan orang tua bersama buah hatinya,” paparnya.

Wakil Ketua Panitia IBF 2019, Syahruddin El-Fikri menambahkan, salah satu yang berbeda di IBF 2019 adalah adanya  midnight sale atau program belanja buku tengah malam yang memberikan diskon mulai dari 70 persen hingga 90 persen. Midnight sale diadakan pada Jumat malam dan Sabtu malam. Pada hari biasa, pameran dibuka pukul 09.00-21.00. Khusus Jumat malam dan Sabtu malam, pameran dibuka pukul 09.00-23.00.

Menurut Syahruddin, hal tersebut dilakukan karena banyaknya permintaan agar pameran diselenggarakan lebih panjang. Ia mengatakan, pameran akan dibuka pukul 09.00 sampai 21.00 WIB dengan potongan harga hingga 70 persen. “Buku-buku di IBF pada midnight sale akan diberikan diskon hingga 90 persen.  Buku didiskon 70 persen, di midnight sale mungkin sampai 80-90 persen," kata Syahruddin.

Koordinator acara IBF 2019, Abdul Hakim menjelaskan, sejumlah tokoh akan hadir mengisi acara Islamic Book Fair 2019. Mereka antara lain Habiburrahman El Shirazy, Tere Liye, Asma Nadia, Salim A Fillah, Prof Dr Nasaruddin Umar, Ustaz  Dr Oni Sahroni, MA, Fahd Pahdepie, Ustaz  Bachtiar Nasir, Ustaz  Syarif Baraja, dan masih banyak lagi yang lainnya, baik pejabat pemerintah maupun pihak swasta.

IBF merupakan pameran buku islami yang rutin diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta. IBF 2019 merupakan IBF yang ke-18.

Menurut Ketua Ikapi DKI Jakarta Hikmat Kurnia, market share buku-buku Islam di Indonesia sebesar 30 persen dan tiga besar yang paling diminati.

"Secara umun buku Islam itu termasuk salah satu yang banyak penggemarnya di samping masyarakat lndonesia, anstusiasme masyarakat Muslim juga baik sehigga perlu merasa harus ada wadahnya," kata Hikmat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement