Ahad 07 Apr 2019 06:08 WIB

Beragam Penyebab Sarjana Masih Menganggur

Daripada lama menganggur, sebaiknya segera memulai usaha.

Jumlah pengangguran di AS tetap tinggi meski lowongan kerja mulai banyak
Foto: AP
Jumlah pengangguran di AS tetap tinggi meski lowongan kerja mulai banyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mau kemana setelah lulus kuliah? Inilah salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan banyak orang, termasuk diri sendiri. Mengingat jumlah sarjana di Indonesia sangat banyak, wajar saja jika tingkat persaingan di dunia kerja semakin sengit.

Mirisnya lagi, banyak sarjana yang menjadi pengangguran setelah tamat kuliah karena terbatasnya lowongan pekerjaan yang ada di negara ini. Selain lapangan kerja yang terbatas, nyatanya ada beberapa faktor lain yang menyebabkan banyak pengangguran, terutama yang baru lulus kuliah.

Nah, ada banyak penyebab sarjana itu masih menganggur setelah lulus. Dari beberapa penyebab sarjana masih menganggur seperti dikutip dari Cermati.com, kamu termasuk yang manakah?

photo
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.

Terlalu Bangga dan Mengandalkan IPK yang Tinggi

IPK tinggi atau selempang cum laude yang didapatkan saat merayakan kelulusan, bukan jadi faktor utama yang penting di dunia kerja. Jadi, jangan terlalu mengandalkan IPK tinggi saat melamar pekerjaan.

Bagi perusahaan, nilai tersebut hanya sebatas angka, tapi keahlian dan skill menjadi bukti apakah kamu pantas menyandang gelar cum laude tersebut atau tidak. Setelah lulus kuliah, sebaiknya manfaatkan waktu untuk mempertajam skill sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan.

Jika kamu bercita-cita ingin menjadi ahli pajak, apa salahnya untuk mengikuti sekolah perpajakan. Sertifikasi ini sangat berguna saat melamar kerja nanti.

Kurang Memanfaatkan Peluang

Meskipun persaingan di dunia kerja sangat tinggi, tapi peluang untuk bekerja akan selalu ada. Manfaatkan peluang ini sebaik mungkin agar Anda tidak menjadi pengangguran selama bertahun-tahun.

Gunakan waktu untuk mencari informasi seputar lowongan pekerjaan. Apabila lowongan kerja di kota tempat tinggalmu sangat terbatas, carilah di kota lain yang masih termasuk dalam wilayah Indonesia.

Bila perlu, hubungi teman-temanmu di bangku kuliah dulu. Tanyakan apakah perusahaan tempatnya bekerja sedang membutuhkan tenaga kerja baru atau tidak. Kalau lagi butuh, kamu bisa segera menjatuhkan lamaran di sana.

photo
Lelah bekerja (ilustrasi)

Pengalaman yang sangat minim

Kebanyakan perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang sudah mempunyai pengalaman kerja, minimal 1-2 tahun. Lantas, bagaimana dengan Anda yang belum berpengalaman? Tentunya lamaran Anda akan ditolak mentah-mentah karena surat lamaran tidak memenuhi syarat administrasi perusahaan.

Jika ada perusahaan yang mau menampung Anda, lebih baik diterima saja. Apalagi kalau kontrak kerjanya tidak terlalu ketat. Jika sudah mempunyai pengalaman, Anda bisa mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan mencari pekerjaan pengganti.

Menyerah Sebelum Memulai ‘Perang’

Balik ke kampung halaman atau tetap merantau, keputusan ada di tangan kamu. Tapi, jangan karena belum mendapat pekerjaan, kamu akhirnya memilih pulang kampung dan menyerah begitu saja.

Lumayan kalau ada hal yang bisa dikerjakan sesampainya di kampung halaman nanti. Bagaimana kalau tidak ada? Apakah kamu akan ongkang-ongkang kaki dan pasrah begitu saja pada keadaan?

Berjuanglah dan maksimalkan apapun yang kamu punya untuk mendapatkan pekerjaan impian. Meski belum mendapat pekerjaan yang sesuai, apa salahnya kalau kamu bekerja part time sebagai freelance. Lumayan bisa mendapat uang tambahan, bukan?

Kurang Dukungan dari Orangtua

Dukungan dari orangtua sangat dibutuhkan saat mencari kerja. Ada anak yang tetap menganggur karena orangtuanya melarangnya bekerja di perantauan.

Ada pula yang sama sekali tidak mengizinkan si anak bekerja, lantaran kondisi finansial keluarga yang lebih dari cukup. Sekeras apapun orangtua melarang kamu untuk bekerja, jangan pernah mau menjadi pengangguran.

Berilah penjelasan dan pengertian pada orangtua. Carilah pekerjaan agar kamu mampu mencukupi kebutuhan diri sendiri, bukan malah bergantung kepada orang lain secara terus-menerus.

Kurang Memaksimalkan Talenta atau ‘Skill’

Punya talenta atau skill yang bisa mendatangkan pundi-pundi uang? Manfaatkan talenta dan skill tersebut untuk mencari pekerjaan yang sesuai.

Bekerja sesuai talenta dan skill jauh lebih menyenangkan. Ikuti pelatihan atau workshop untuk mempertajam talenta dan skill, sehingga karier kamu semakin cemerlang di kemudian hari.

Dengan talenta dan skill yang mumpuni, kamu tidak perlu takut ketika bersaing di dunia kerja. Apalagi kalau dimotori dengan rasa percaya diri yang tinggi. Menaklukkan pesaing bukan hal yang sulit bagi kamu.

Terlalu Nyaman Menjadi Pengangguran

Seseorang yang sudah menganggur selama bertahun-tahun biasanya betah menjadi pengangguran. Jika kamu termasuk orang yang mudah nyaman pada situasi dan kondisi yang ada, hindarilah keadaan seperti ini.

Daripada menganggur, lebih baik buka usaha sendiri, tapi tetap fokus memanfaatkan peluang yang ada. Membuka usaha sendiri membutuhkan modal yang lumayan besar. Tapi, kamu bisa mengajak keluarga atau teman sehingga modal usahanya tidak ditanggung seorang diri.

Persiapkan Diri Sebelum Menapaki Dunia Kerja

Dunia kerja penuh dengan drama. Sedih, tangis, canda, dan tawa, semuanya akan bercampur menjadi satu selama mencari pekerjaan. Persiapkan dirimu sebaik mungkin sebelum menghadapi masa-masa yang penuh drama ini. Semangat!

Artikel ini kerja sama Republika.co.id dan Cermati.com

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement