REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merek mode ternama Gucci kembali mendapat kritikan publik terkait penjualan turban seharga 600 poundsterling. Pakaian yang mendapat sorotan itu disebut Gucci sebagai "Indy Full Turban".
Sebenarnya turban tersebut pertama kali memicu kritik pada Februari 2018 ketika awal kemunculannya di acara musim gugur/musim dingin rumah mode Italia itu. Saat ini publik kembali dihebohkan karena turban yang memicu kontroversial tersebut dijual secara daring.
Banyak kritikus yang menyayangkan penjualan tersebut karena turban dianggap pakaian lucu, padahal harusnya dihormati karena kesakralannya dalam agama. Turban merupakan salah satu pakaian yang menandakan iman, bukan sekadar aksesori yang imut.
Turban ini kabarnya sudah terjual habis di situs web Nordstrom dengan harga 790 dolar AS atau 615 poundsterling. Turban digambarkan Gucci sebagai aksesori yang bisa membuat nyaman kepala pemakainya.
Di jagat media sosial Twitter, warganet juga ramai mengkritik penjualan ini. Gucci dianggap tidak menghargai makna keagamaan turban.
Secara tradisional dalam Sikhisme, turban bisa dipakai oleh pria dan wanita sebagai simbol kesalehan, kehormatan dan spiritualitas. Karena itulah banyak kritikus memanggil Gucci dan Nordstrom karena dianggap menyalahgunakan simbol agama untuk kepentingan bisnis.
“Dear @gucci, Turban Sikh bukanlah aksesori baru untuk model kulit putih tetapi simbol iman ,” tulis salah satu pengguna Twitter, dilansir laman Independent.
Pengguna Twitter lain menambahkan, "Turban adalah masalah iman dan bukan bagian dekoratif".
“Hei @Nordstrom dan @gucci: ini tidak pantas! Turban adalah simbol iman, bukan aksesori fesyen yang lucu,” tulis seorang lainnya.
Ini bukan pertama kalinya Gucci memicu kontroversi akibat koleksinya. Februari lalu, koleksi pakaian berwarna hitam dengan potongan sampai mulut yang menggambarkan bibir merah juga banyak menuai kritik dan dianggap menjijikkan. Entah apa maksud dari potongan koleksi tersebut.
Koleksi seharga 890 dolar AS itu disebut sebagai blackface oleh para warganet. “Ini adalah blackface guys. Ini bibir merah besar overdramatic dan wajah hitam. Ini menjijikkan. Saya tidak ingin melihat siapa pun dari Anda memakai koleksi apa pun dari Gucci," tulis salah seorang warganet.
Atas berbagai serangan, Gucci sempar mengeluarkan permintaan maaf publik. Selain itu, menghapus item dari toko dan situs webnya.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa barang tersebut segera dihapus dari toko daring kami dan semua toko fisik," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataannya, Gucci mengklarifikasi bahwa keanekaragaman dianggap sebagai nilai mendasar yang harus ditegakkan sepenuhnya, dihormati, dan berada di garis depan dalam setiap keputusan yang tim Gucci buat. Gucci berkomitmen penuh untuk meningkatkan keragaman di seluruh organisasi dan mengubah insiden kontroversial menjadi momen pembelajaran yang kuat bagi tim Gucci.